Tulisan akhir tahun (tentang apoteker)

31 12 2008

Dear netter,

Bela-belain aku nulis hari ini supaya ada monumen tulisan akhir tahun he..he….

Tapi sebenernya sih isinya ngalor-ngidul saja… Yang  jelas, hari ini aku merasa tersanjung…. seorang senior Apoteker memberikan apresiasi terhadap tulisan di blog ini dan me-link-kan blog alakadarnya ini pada blog-nya yaitu Portal Apoteker.  Akupun memberikan link di blog ini bagi Portal Apoteker pada Situs Khusus Apoteker. Silakan dikunjungi. (Thanks, Mas Dani, … tapi nanti kalo blog ini mulai ngaco isinya, nggak usah segan-segan didelete aja link-nya, Mas. Bener…). Sungguh, aku pun mengapresiasi dengan sepuluh jempol ke atas terhadap Blog Portal Apoteker yang memang menjadi media berbagi untuk sejawat apoteker Indonesia di seluruh dunia. Tulisan-tulisan kritisnya terhadap berbagai hal menyangkut profesi apoteker wajib  dibaca..  Suerr !

Tapi ngomong-ngomong soal profesi apoteker,… aku jadi malu sendiri. Apakah aku seorang apoteker beneran? Bukan juga…. aku memang punya ijazah apoteker, tapi tidak praktek kefarmasian. Kalau ditanya profesiku apa, ya mungkin akan aku bilang “dosen” atau “guru”. Dosen yang apoteker atau apoteker yang dosen, entahlah… mana yang lebih tepat. Pernah juga sih, ada yang tanya, mengapa aku tidak pegang Apotek atau punya Apotek. Wah…. terus terang, alasan utamanya adalah waktu. Tugas menjadi dosen, apalagi pingin jadi dosen yang baik hehe…, sudah cukup menyita waktu. Sementara, apoteker itu idealnya juga selalu ada di apotek memberikan pelayanannya. Hal ini tentu sulit sekali dicapai jika bekerja di dua tempat. Belum lagi tugas domestik rumah tangga sebagai seorang ibu…… hmm….  tak kurang banyaknya. Tapi setidaknya, aku juga berupaya menjunjung tinggi profesi apoteker dan sekaligus “mempraktekkan” sedikit ilmu kefarmasian, setidaknya melalui blog ini, atau ketika memberi kuliah atau menjadi pemateri di suatu seminar.

Dan blog ini…. aduh, sungguh masih jauh untuk berkontribusi terhadap perkembangan profesi apoteker. Karena ini adalah blog pribadi, jadinya lebih banyak ngobrol ngalor-ngidul, ngomongin pengalaman pribadi, atau bicara ala kadarnya sekedar menumpahkan keinginan menulis…  Jadi malu kalau diharapkan terlalu banyak. Tapi siapa tau ada yang bisa mengambil manfaatnya dari tulisan di blog ini.  Blog ini tidak punya misi khusus, jadi isinya memang campur-campur. Kadang tulisan sebagai apoteker, kadang sebagai dosen, kadang sebagai ibu, kadang sebagai manusia kecil di hadapan Tuhannya….. dan apa saja lah yang lagi melintas di pikiran.  Kalaupun ada manfaatnya bagi sejawat apoteker, mungkin bisa melalui bahan-bahan kuliah di Fakultas, terutama untuk topik-topik farmakoterapi, paling tidak sebagai refreshing.  Jelek-jelek gini, pernah juga sih saya diundang untuk mengisi acara sejawat ISFI di daerah untuk Pendidikan Berkelanjutan untuk Apoteker. Juga beberapa kali mengisi Pelatihan Farmasi Klinik dan jadi pemateri pada PUKA (Penataran dan Uji Kompetensi Apoteker). Makalah-makalah presentasi saya tadi Insya Allah akan diupload bertahap untuk bisa dimanfaatkan sejawat dan juga adik-adik mahasiswa. Tapi untuk itu perlu kunjungi blog saya di http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/?page_id=98 , karena dari blog ini agak sulit untuk mendownload (butuh waktu lebih lama karena muter dulu ke situs lain). Tapi kalau ternyata belum sempet diupload  jangan kecewa, ya…. sering-sering aja ditengok hehe…..

Nah, … terkait dengan profesi apoteker, ada satu komentar yang pernah aku dapatkan ketika mempostingkan tentang ” Somadryl sebagai obat kuat wanita”…. Katanya (aku kutip sesuai aslinya),” kayaknya apoteker itu lebih pinter mengobati daripada dokter deh, setuju g bu?”…. (dari theRons, http://ronirizqi.wordpress.com). He..he… pasti bisa jadi sumber polemik nih kalau Cak Moki baca… (bercanda). Terlepas dari serius atau tidak komentar tadi, tapi pada intinya peran apoteker dalam proses terapi memang belum banyak diterima atau diketahui banyak kalangan…. Padahal mahasiswa Farmasi UGM jaman sekarang (mulai angkatan 2001, yang memilih minat Farmasi Klinik dan Komunitas) mendapatkan pelajaran Farmakoterapi sampai 10 SKS kuliah dan 5 SKS praktikum. Jadi apoteker pun punya ilmunya. Tapi memang dari segi kewenangan, Apoteker sejauh ini tidak berwenang dalam menentukan macam terapi yang diberikan kepada pasien, walaupun ia boleh memberi saran atau rekomendasi kepada dokter untuk suatu pilihan terapi atau dosis yang sesuai. Masalahnya adalah, dokternya mau apa tidak menerima saran tersebut. Biasanya ada semacam “gengsi”, atau bahkan ada rasa semacam “diintervensi”….. Padahal, sebenernya pekerjaan dokter bisa lebih ringan lho… kalau misalnya ia mau berbagi peran dengan apoteker untuk memilihkan jenis obatnya, karena ilmu apoteker tentang obat dan berbagai efek dan adverse efeknya tentunya lebih daripada dokter.

Sebagai contohnya, ini cerita nyata lho… kebetulan aku pernah membimbing satu skripsi mahasiswa tentang “Kajian penatalaksanaan rhinitis alergi di sebuah RS”. Data mencatat bahwa beberapa orang pasien mendapatkan obat dari dokter yang sama, dengan nama paten yang berbeda padahal isinya sama!!. Ada juga yang mendapat obat paten dan generik bersama-sama, padahal isinya sama!! Coba, siapa yang salah? Apakah dokternya, yang hanya hafal nama paten yang disodorkan oleh detailer, sehingga tidak tau bahwa isinya sama? Apakah apotekernya? Kalau mau fair, apoteker ya ikut salah, kalau sampai komposisi obat demikian bisa sampai ditangan pasien. Di mana fungsi penjaminannya sehingga terjadi duplikasi obat seperti itu?? Masih untung “cuma” obat alergi/antihistamin…. coba kalau obat diabetes misalnya, apa ngga pasiennya syok hipoglikemik karena gula darah turun drastis karena makan obat antidiabetes dobel?

Perlu tahapan yang panjang untuk bisa mencapai sinergi dokter-apoteker seperti yang sudah terjadi di negara-negara maju. Alih-alih merasa dibantu, malah ada sebagian dokter menganggap bahwa farmasis klinik akan berperan seperti “polisi”, yang akan mencari-cari kesalahan peresepan dokter. Oh, no, no! Tentu tidak demikian. Kita semua kan manusia yang bisa salah atau alpa. Dan saya rasa kita memang perlu saling bekerja sama, yang semuanya ditujukan untuk kepentingan pasien. Itu saja.

Nah, kayaknya memang peran apoteker perlu ditingkatkan supaya lebih menjamin keamanan pengobatan pada pasien. Buat netter yang “orang awam”, tidak perlu ragu-ragu jika ingin menanyakan sesuatu terkait dengan obat kepada apoteker. Cari saja tuh apotekernya di apotek. Dan tentunya sejawat apoteker juga perlu menyiapkan diri untuk mengambil peran itu…. Kesan pertama yang positif, akan membantu memposisikan apoteker di mata masyarakat…





Mozaik hidup di Jepang (6): Mabuk yang “berkelas”….

27 12 2008

 

minuman di Jepang

Tahun baru identik dengan pesta-pesta. Aku jadi teringat dengan pesta-pesta di Jepang dulu. Orang Jepang termasuk suka pesta juga, setidaknya orang-orang yang ada di lab-ku waktu itu. Beberapa kali aku ikut acara party di sana. Dan party buat orang Jepang tentu tidak lepas dari acara minum-minum, karena mereka memang bangsa peminum. Selain o-sake, tentu juga aneka alcoholic drink lainnya, beer, wine, etc.

 

Uniknya, pestanya orang Jepang itu seringkali harus BDD, alias bayar dewe-dewe. Tapi untungnya sih beberapa kali ikut party di sana, aku gak pernah bayar sendiri hehe……. Biasanya dibayarin lab, atau ada teman yang traktir (mungkin mereka tau keadaan keuangan perantau miskin seperti aku).

Sebagai seorang muslim, aku kadang agak repot dengan party-party demikian. Tau sendirilah…. di samping aneka minuman beralkohol tadi, kadang juga ada babi. Kalaupun ada hidangan ayam, atau daging sapi, atau kambing, kita tak tau bagaimana cara disembelihnya, sehingga tak berani jamin kehalalannya. Untungnya di sana banyak sea food. Jadi biasanya kami pilih makan sea food saja, seperti sashimi, sushi, dan aneka makanan yang berasal dari mahluk penghuni laut lainnya.

Aku pelajari bahwa kalau kita konsisten dalam bersikap, sebenarnya teman-teman Jepang sangat menghargai prinsip kita. Kalau lagi party, aku sampaikan bahwa kami tidak minum alkohol, juga tidak makan hidangan berasal dari sapi, atau ayam, atau daging lainnya. Memang kadang-kadang mereka heran, mengapa aku tidak mau minum alkohol. Sampai-sampai pada suatu party, senseiku pernah tanya, “Ikawati-san,… are you sure your husband doesnt like drinking alcohol? “ …. Apa di Indonesia tidak ada alcoholic drink? “ hehe……  Mungkin dia pikir pria Jepang itu kan suka sekali minum, masak orang Indonesia tidak. “Banyak sih, Sensei…. tapi kami Moslem people memang tidak boleh minum alkohol dan sejenisnya,” begitulah secara singkat aku jelaskan. Aku nggak bilang sih kalau di Indonesia itu banyak orang minum-minum, dan mabuk, dan mabuknya sereemm…… bisa sampe nusuk orang.

 

Aku ingat, ada satu temanku si Hayashi-kun, dia paling perhatian mencarikanku makanan-makanan yang bisa kumakan. “Ikawati-san, ini terbuat dari ikan, cobalah….! ” atau “Aku cek dulu ya, oh… bukan, itu bukan ayam! Kamu boleh makan”… begitulah perhatian dari teman-teman. Mereka bahkan ikut menjaga.

 

Nah, yang menarik terkait dengan judul tulisan ini adalah kebiasaan mabuk ketika party. Dengan berjalannya waktu pesta, tentu deh para teman-teman Jepangku (termasuk Profesorku) mulai pada jadi “drunken masterhehe….  Mukanya memerah, omongannya makin rame (yang seringnya aku gak paham, karena Nihon-go-ku terbatas)……. Tapi anehnya, mereka tetap terjaga….. apa karena sudah biasa ya?

 Yah, aku kan nggak pernah mabuk hehe…. jadi ngga tau persis sebenernya orang mabuk itu kaya gimana kejadiannya. Yang sering aku lihat di TV, atau dengar beritanya, biasanya orang mabuk disini sering bikin onar, keributan, sampai bisa bunuh orang. Tapi kalau di Jepang, yang aku lihat tuh mereka mabuk, tapi kok beda ya…… Lebih bertanggung-jawab gitu. Karena mereka sadar bahwa mereka bakal mabuk setelah party, maka biasanya mereka berangkat party dengan kendaraan umum (densha atau takushi). Tidak ada yang mau bawa kendaraan sendiri. Atau sebaliknya, jika mereka memang bawa kendaraan sendiri, maka dalam party mereka membatasi diri untuk tidak minum minuman beralkohol.

Di Indonesia, profesor mabuk minuman beralkohol kayaknya aneh, tak bermoral…. di Jepang, profesor mabuk itu biasa….  Tapi gimana ya, mabuknya tuh kelihatan lebih “berkelas” gitu lho….. hehe…..   Biasanya kalau malamnya habis mabuk, esok paginya di lab Sensei datang agak siang, “Sory, masih agak drunken nih…”. Tapi yah, siangnya sudah kerja keras lagi sampai malam, menghasilkan penelitian-penelitian berkelas juga…..

 

Tapi jangan coba-cobalah…. aku sama sekali tidak menganjurkan untuk minum-minum  loh….!!

Ini sekedar cuplikan pengamatanku di negeri Sakura dulu.





Tahun baru : You can quit smoking…

25 12 2008

stopsmoking2Dear teman,

Tulisan ini kutujukan untuk para perokok yang ingin membuat hal istimewa dalam hidupnya, yaitu berhenti merokok….

Sebentar lagi tahun berganti, baik tahun Masehi, tahun Hijriah, juga tahun Imlek…. yang diawali dengan tanggal 1 Januari 2009 atau tanggal 1 Muharram 1430 (29 Desember 2008) atau Tahun baru Imlek 2560 (26 Januari 2009). Hari itu akan sama saja dengan hari-hari sebelumnya, kecuali jika kita mau membuatnya menjadi istimewa……

Tahun baru seringkali dijadikan suatu tonggak perubahan menuju hal yang baru, yang tentunya lebih baik dari sebelumnya…..

Salah satunya adalah : Quit smoking…..

Apaa ?!! Berhenti merokok ? Apa bisa ya? Apa untungnya?

Berhenti merokok memang tidak mudah, karena nikotin yang ada dalam rokok memang menyebabkan kecanduan, sama kecanduannya seperti terhadap heroin atau kokain… Tapi mungkin teman-teman bisa mulai menimbang-nimbang risikonya merokok dan keuntungannya kalau bisa berhenti merokok.

Departemen Kesehatan AS mengeluarkan sebuah panduan untuk bisa berhenti merokok, yang barangkali bisa kalian ikuti ….

Beberapa alasan yang bisa mendorong kalian bisa berhenti merokok antara lain adalah :

  1. Kalian bisa hidup lebih lama dan sehat
  2. Berhenti merokok akan mengurangi risiko terkena serangan jantung, kanker, stroke, dan penyakit paru obstruksi kronis
  3. Jika kalian wanita dan sedang hamil, berhenti merokok akan meningkatkan kesempatan mendapatkan bayi yang sehat
  4. Orang-orang yang hidup di sekitarmu, termasuk keluarga yang kamuc intai, akan hidup lebih sehat
  5. Kalian bisa menghemat uang dan membeli hal-hal lain yang lebih berharga daripada rokok

Kalian bisa menambah lagi alasan lain, misalnya:

  1. Lebih mudah dapat pacar
  2. Lebih disayang istri karena mulut tidak bau rokok
  3. dll, dll.

Nah, menurut panduan tadi, ada 5 kunci utama untuk berhenti merokok.., yaitu :

1. Siap dan niat untuk berhenti merokok

2. Dapatkan dukungan

3. Pelajari ketrampilan baru atau kebiasaan baru

4. Gunakan obat jika perlu, dan gunakan dengan benar

5. Persiapkan diri jika kambuh atau situasi sulit

Get ready

Saran pertama adalah tetapkan kapan akan berhenti merokok. Momentum tahun baru mungkin bisa jadi salah satu pilihan..” mulai 1 Januari tahun 2009 ini aku mau berhenti merokok”.. misalnya.

Berikutnya, ubahlah lingkunganmu. Jauhkan asbak di rumah, mobil, atau di tempat kerja. Jangan ijinkan orang merokok di rumahmu. Pelajari hal-hal yang membuat gagal atau berhasil berhenti merokok sebelumnya. Sekali meniatkan berhenti, jangan lagi merokok, bahkan hanya satu hisappun!

Get support and encouragement

Sampaikan pada keluarga, teman, dan orang-orang yang sering berhubungan dengan kalian bahwa kalian ingin berhenti merokok dan membutuhkan dukungan mereka. Mintalah mereka untuk tidak merokok di dekatmu.

Jika sudah ada layanan berhenti merokok melalui kegiatan konseling, dll, cobalah bergabung. Di negara maju sudah banyak program-program berhenti merokok yang diselenggarakan di rumah sakit atau di tempat pelayanan kesehatan lain. Di Malaysia, ada Quit Clinic yang ditangani oleh apoteker.

Learn New Skills and Behaviors

Usahakan untuk melawan keinginan merokok. Misalnya dengan ngobrol dengan orang lain, jalan-jalan, atau menyibukkan diri dengan tugas-tugas. Atau sibuk dengan membuat dan mengutak-atik blog hehe…

Ubah kebiasaan, misalnya menggunakan rute yang lain ketika berangkat kuliah/ke kantor. Jika semula suka minum kopi, gantilah dengan teh. Kalau perlu, sarapan pagi di tempat yang berbeda, menu yang berbeda…. Kemaren nasi kucing, sekarang spageti misalnya hehe…

Lakukan sesuatu untuk mengurangi stress. Misalnya mandi air hangat, baca buku, main games, atau yang lain..

Rencanakanlah sesuatu yang menyenangkan tiap harinya.

Minumlah banyak air putih atau minuman segar lainnya.

Get medication and use it correctly

Jika usaha-usaha tadi belum berhasil, mungkin kalian memang perlu menggunakan obat. Ada beberapa obat yang ditujukan untuk membantu berhenti merokok. Sebenarnya yang berbahaya dari merokok terutama adalah asap, tar, dan hasil pembakaran lainnya. Nikotin sendiri efeknya sebenarnya relatif “netral”, artinya ada efek buruk dan baiknya secara hampir seimbang. Namun, perlu diketahui bahwa nikotin yang ada di dalam rokok dapat menyebabkan ketagihan, apalagi jika dikonsumsi dalam waktu yang lama. Jika dilakukan penghentian secara mendadak, mungkin akan timbul gejala putus nikotin (withdrawal syndrome) yang mungkin juga membuat pasien menderita. Gejala putus nikotin antara lain jadi cemas, pusing, nggak bisa konsentrasi, insomnia, tekanan darah turun, dll. Gejala ini mungkin tidak selalu dialami oleh semua orang yang berhenti merokok. Buat mereka yang merasa tidak tahan dengan gejala ini, barulah obat mungkin diperlukan. Apa saja obatnya?

  1. Yang pertama adalah bupropion. Obat ini tergolong suatu obat antidepresan (untuk mengatasi depresi) Obat ini bekerja dengan menghambat ambilan kembali beberapa senyawa neurotransmitter (serotonin, nor-epinefrin, dan dopamine), sehingga akan mengurangi gejala-gejala putus nikotin. Obat ini harus digunakan berdasarkan resep dokter, dan nampaknya belum banyak di pakai di Indonesia.
  2. Yang kedua adalah nikotin itu sendiri, dengan berbagai bentuknya, kecuali rokok. Di Amerika misalnya, nikotin tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, misalnya permen karet, inhaler, semprotan hidung, dan plester. Ada yang bisa dibeli bebas dan ada yang harus dengan resep dokter. Di Indonesia ada beberapa permen untuk perokok, mungkin bisa dicoba. Tujuannya adalah untuk mencegah putus nikotin. Obat atau permen nikotin ini tentunya sedikit demi sedikit perlu dikurangi penggunaannya, sehingga nanti akhirnya bisa lepas obat sama sekali.
  3. Obat ketiga adalah vareniklin. Obat ini adalah obat relatif baru yang dirilis pada tahun 2006 dari Pfizer untuk membantu mengatasi putus nikotin. Obat ini bekerja pada reseptor yang sama dengan nikotin yaitu di reseptor asetilkolin nikotinik, sehingga bisa menggantikan nikotin untuk sementara. Obat ini harus diperoleh dengan resep dokter dan nampaknya belum banyak dipakai di Indonesia.

Be prepared for relapse or difficult situation

Sebagian besar kekambuhan untukmerokok terjadi pada 3 bulan pertama setelah berhenti merokok. Jangan sedih jika kalian mulai merokok lagi. Memang beberapa orang butuh usaha berkali-kali sebelum akhirnya berhasil stop merokok. Ada beberapa kendala yang bisa bikin gagal berhenti merokok, antara lain:

  • alcohol. Hindari mengkonsumsi alcohol. Minum hanya kaan mengurangi kesempatan untuk berhasil
  • Perokok lain. Dekat-dekat dengan orang yang merokok bisa menggoda iman. Sebaiknya menjauhlah dari orang yang nerokok.
  • Tambah berat badan. Beberapa perokok menjadi bertamnah berat badannya setelah berhenti merokok. Kalau seperti ini, makanlah makanan yang sehat dan pelihara aktivitas fisik. Jangan sampai penambahan berat badan menjadi alasan untuk merokok lagi.
  • Bad mood atau depresi. Kalau seperti ini, carilah aktivitas yang akan memperbaiki perasaan, tapi jangan kembali pada rokok.

Nah, demikian kira-kira beberapa kiat berhenti merokok.

Ada yang akan memulai ?

Selamat libur panjang….

(sumber dari http://www.cdc.gov/tobacco ditambah literature sendiri)





Kekuatan doa ibu

23 12 2008

Dear kawan

Bersama ibu dan keluarga besar

Bersama ibu dan keluarga besar

Banyak wanita hebat dan pintar jaman sekarang. Mereka berpendidikan tinggi, menjadi doktor, profesor, dan aneka prestasi sampai sundul langit. Mereka tersebar di berbagai posisi dalam pekerjaan dan karier. Tapi tetap saja, wanita adalah satu-satunya mahluk yang bisa hamil, melahirkan dan menyusui. Hanya wanita yang bisa menjadi ibu. Jadi menurutku, setinggi apapun karier seorang wanita, jika ia seorang ibu, maka salah satu ukuran keberhasilannya adalah keberhasilannya menjadi seorang ibu…..

Sungguh tidak mudah. Sudahkah kita menjadi ibu yang baik untuk anak-anak kita?

Aku teringat ibuku. Sosok yang penuh pengabdian pada suami dan kasih sayang pada anak-anak. Beliau selalu ada di kala aku membutuhkan, sejak aku kecil bahkan hingga sekarang…. menemani belajar, merawat kala sakit, dan yang terpenting adalah…… ibu selalu mendoakan. Aku bahkan ingat, ketika aku masih SD,  setiap kali aku akan menghadapi even tertentu, misalnya ujian, lomba, atau apapun, aku akan pesan pada ibu, “ Bu, jangan lupa sholat tahajjud ya, Yoel didoakan”. Kalau sudah didoakan ibuku, aku rasanya pe-de sekali dan siap menghadapi apapun. Itu berlaku sampai sekarang. Aku tersugesti dengan doa ibu. Apakah itu letak kekuatan doa ibu? Wallahu a’lam. Tapi aku yakin sekali, keberhasilan apapun yang kucapai sejak kecil hingga sekarang adalah kemurahan Allah yang diturunkan melalui doa-doa ibuku…  Alhamdulilllah, terimakasih ya Alah, Engkau masih mengijinkan ibu bersama kami hingga sekarang (duh waktu menulis di bagian sini, mataku berkaca-kaca…)

Aku teringat diriku sendiri. Sudahkah aku menjadi ibu yang baik untuk anak-anakku?

Aku masih harus berlatih banyak. Mudah-mudahan aku bisa menjadi tempat berteduh bagi anak-anakku, menjadi sumber semangat hidup mereka, menjadi tempat mereka berlari kala suka dan duka……

Ya Allah, ijinkanlah hamba mendampingi anak-anak hingga mereka dewasa nanti, dan jadikanlah anak-anak kami menjadi tabungan amal yang tak putus-putus hingga hari akhir nanti. Amien.

Buat kalian yang sudah tak memiliki ibu, jangan sedih. Kalian bisa menjadi tabungan amal yang tak putus untuk ibu, dengan menjadi anak/orang yang sholeh, yang selalu mendoakan orangtua. Tentu ibu akan selalu tersenyum melihat kita.

Buat yang sedang berselisih dengan ibu, jagalah jangan sampai melukai hati ibu. Kadang ekspresi kasih sayang ibu tidak selalu sama dengan yang kita mau….   Duduklah bersama dan mencari solusinya.

Selamat hari ibu….





Sindrom Selebriti dan STAR….

19 12 2008

 

Belakangan setelah blog-ku banyak dikunjungi orang, aku jadi terjangkiti sindrom selebriti…. alias sok merasa terkenal gitu. Norak banget ya. Padahal ya baru terkenal se Indonesia bagian Fak Farmasi UGM (ya jelas, nek mahasiswane ora kenal karo dosenne ya kebangeten). Rasanya jadi mendapat sorotan gitu hehe…. yah, alhamdulillah sorotannya masih baik-baik. Aku jadi bisa merasakan susahnya jadi selebriti Indonesia. Bertengkar dikit sama temannya masuk TV, ketahuan merokok masuk koran, …….  cuma jalan bareng beli kran air saja dibahas di infotainment berhari-hari……. Kaciaaan….!

 Untuk apa sih terkenal? Ada ada untungnya?

Sebenarnya terkenal itu ada gunanya juga, selama seseorang bisa menggunakan kepopulerannya untuk hal-hal yang baik. Bisa memberi semangat orang, bisa mengajak orang melakukan sesuatu, bisa menjadi contoh buat orang lain…. Kepopuleran sendiri juga akan menjadikan seseorang berhati-hati dalam melangkah, walaupun bukan berarti harus “ja-im” alias jaga image hehe….

 Aku nggak tau nih, nyambung apa tidak…  di UGM beberapa bulan yang lalu diadakan kompetisi bagi para dosen dalam bidang pembelajaran, yaitu metode pembelajaran berbasis SCL (student-centered learning) yang mengandung muatan STAR. STAR di sini artinya bukan bintang, tetapi singkatan dari Student-Teacher Aesthetic Role Sharing. Susah kan? Hehe….. Konon ini berawal dari ide Pak Rektor UGM untuk meningkatkan metode pembelajaran yang memberi kesempatan lebih akrabnya hubungan antara dosen dengan mahasiswa, yang nantinya diharapkan akan mendukung hasil belajar siswa. Nah, bagaimana role sharing yang paling estetik, yang paling pas, itu yang akan mendapatkan dukungan grant dari universitas.

 Dan, kebetulan proposal kami (aku dengan bu Woro) tembus nih…. dapat grant (hibah STAR) tersebut untuk diberlakukan semester depan. Agak lumayan susah juga untuk merumuskan suatu keakraban, pembagian peran yang serasi antara dosen-mahasiswa, tanpa terjebak ke dalam penurunan tata krama dan rasa saling menghargai antar kedua belah pihak. Tapi kupikir…. keakraban itu pasti diawali dengan mengenal. Nah, kalau aku sudah terkenal seperti kusebut diatas tadi (hehe…..), mungkin step berikutnya akan lebih mudah. Dosen tidak lagi terkesan seram dan galak (kayaknya aku terlalu manis untuk menjadi dosen yang seram), tetapi tetap harus punya ketegasan demi untuk kebaikan. Dosen juga manusia, punya banyak urusan di luar kuliah, sehingga mahasiswa dan dosen bisa saling menghargai waktu masing-masing. Dosen dan mahasiwa datang kuliah tepat waktu. Dosen menghargai kemampuan mahasiswa, sehingga bisa berbagi peran dalam pencapaian suatu kompetensi dalam topik kuliah tertentu. Mahasiswa boleh lebih pinter dari dosennya kalau dia duluan mendapat akses informasi, mau mempelajari, dan lalu mau berbagi. Dan masih banyak lagi hal-hal indah yang kubayangkan…..

 

Hmm, tunggu saja pelaksanannya nanti……





Oralit formula baru dan suplemen Zinc untuk diare

16 12 2008

diareDear netter,

Wah, lama nih nggak ngeblog….. asisten rumah tangga-ku
alias pengasuh anakku sejak hari Minggu kemaren pulang kampung karena ayahnya sakit. Lumayan repot di rumah. Handling anak-anak, terutama si bungsu yang masih needs full attention karena masih harus mandiin, nyuapin, nemani main…
Tapi alhamdulillah, situasi masih aman terkendali. Aku sampai perlu mendatangkan bantuan luar negeri, alias meminta ibuku dari Purwokerto datang untuk menemani anak-anak karena pekerjaan tidak bisa ditinggalkan. Untunglah, nggak ada yang sakit, misalnya diare….

Hm… kali ini aku akan angkat topik tentang diare saja…….. (Kok  nggak nyambung sama introduction-nya, ya… haha…..biarin!)

Ada yang belum pernah diare? Pasti hampir semua sudah pernah ya… Diare nampaknya penyakit sepele, tapi pasti sangat menganggu. Bayangkan kalau kita pas lagi perjalanan keluar kota, naik bus umum yang tidak ada fasilitas toilet, eh.. pas di tengah jalan perut kita mules dan kebelet….. Ugh,…setengah mati deeh..!

Tapi jangan sepelekan diare, apalagi jika terjadi pada bayi atau anak-anak. Jika diarenya lumayan hebat, yang ditandai dengan frekuensi BAB (buang air besar) yang sering dan konsistensi feses yang sangat cair, itu bisa mengakibatkan dehidrasi atau kekurangan cairan,  juga kekurangan nutrisi.

Apa tandanya dehidrasi yang berat ? Dehidrasi berat dapat dilihat dari tanda-tandanya antara lain: bayi/anak telihat sangat mengantuk/diam saja, atau bahkan tidak sadar, matanya cekung, tidak bisa minum atau minum sangat sedikit, jika dicubit, kembalinya kulit ke keadaan normal sangat pelan (lebih dari 2 detik). Kalau seperti ini tentu harus dibawa ke UGD dan mendapat terapi cairan secepatnya menggunakan infus. Tapi untungnya sebagian besar diare itu merupakan self limiting disease, artinya dapat sembuh sendiri, dan terutama disebabkan karena virus yaitu rotavirus. Karena disebabkan oleh virus, maka penggunaan antibiotika sebenarnya tidak diperlukan.
Bagaimana membedakan antara diare karena virus dengan diare karena bakteri yang
butuh penanganan dengan antibiotika? Secara sederhana diare yang disebabkan karena bakteri dapat ditandai dengan adanya darah pada feses/tinja. Karena itu,  jika Anda atau anak Anda kena diare dan mengandung darah pada fesesnya, segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Nah, bagaimana pengatasan diare sebagai pertolongan pertama di rumah?
Jika si kecil buang air besar lebih kerap daripada biasanya dengan konsistensi feses yang lebih cair, maka kemungkinan besar ia mengalami diare. Jika belum terlalu berat dan baru sebentar, dapat dilakukan beberapa pertolongan di rumah :

Berikan cairan oralit sebagai pengganti cairan yang hilang, ditambah dengan makanan-makan yang berkuah seperti sop, sayur bening, atau air tajin. Jika masih minum ASI, perkerap memberikan ASI, atau berikan susu yang lebih encer dua kali dari konsentrasi biasanya. Usahakan tetap memberikan makanan pada anak, untuk mengganti nutrisi yang terbuang. Makanan sebaiknya diberikan dalam porsi kecil tetapi lebih sering, dengan bentuk yang mudah dicerna. Hindari dulu makanan terlalu manis karena dapat meningkatkan keparahan diarenya. Oralit dapat dibeli di apotek, dan sebaiknya disediakan di rumah. Jika tidak ada oralit, bisa digantikan dulu dengan larutan gula-garam. Cara membuatnya, setengah liter air matang ditambah dengan sejimpit garam dan satu sendok teh gula. Aduk rata dengan sendok yang bersih. Sebaiknya dicicipi dulu, kira-kira rasanya adalah seperti airmata. Jadi waktu buat perlu sambil nangis hehe….. supaya ada airmata untuk digunakan sebagai larutan pembanding.

Jika ada, berikan suplemen Zinc. Mulai tahun 2004, WHO-UNICEF merekomendasikan suplemen Zinc untuk terapi diare karena diketahui dapat mengurangi keparahan dan lamanya diare. Banyak uji klinik yang melaporkan bahwa suplemen Zinc sangat bermanfaat untuk membantu penyembuhan diare. Zinc sebaiknya diberikan sampai 10-14 hari, walaupun diarenya sudah sembuh. Sayangnya suplemen Zinc ini belum banyak beredar di apotek di Indonesia. Di beberapa RS besar di Indonesia telah menggunakan suplemen Zinc dalam bentuk suspensi untuk penatalaksanaan diare akut.

Oralit formula baru
Mulai bulan Februari 2004, WHO-UNICEF merekomendasikan larutan rehidrasi oral (oralit) dengan formula baru. Mengapa formula ini dikembangkan? Yah, penyakit diare ini pada dua dekade silam merupakan salah satu penyebab kematian 5 juta orang setahunnya di dunia. Sejak dikembangkannya oralit sebagai terapi diare untuk mencegah dehidrasi, kematian akibat diare dapat ditekan sampai 2 juta orang. Namun demikian, pada ahli diare masih belum puas, karena faktanya larutan oralit yang lama ini tidak bisa menghentikan diare atau mengurangi lamanya episode diare. Hal ini karena ternyata, oralit lama dikembangkan dari kejadian outbreak diare di Asia selatan yang terutama disebabkan karena disentri, yang menyebabkan berkurangnya lebih banyak elektrolit tubuh, terutama Natrium. Sedangkan diare yang lebih banyak dijumpai belakangan ini dengan tingkat sanitasi yang lebih baik adalah diare karena virus, dimana berkurangnya elektrolit tidak seberat pada dysentri. Karena itu, para ahli diare mengembangkan formula baru oralit dengan tingkat osmolaritas yang lebih rendah. Penelitian menunjukkan bahwa efikasi (kemanjuran) oralit pada anak-anak dengan diare akut meningkat dengan mengurangi konsentrasi Natrium menjadi 75 mEq/L (yang semula 90 mEq/L) dan mengurangi kadar glukosa menjadi 75 mEq/L. Jika larutan oralit lama memiliki osmolaritas 311 mOsm/L, larutan baru memiliki osmolaritas lebih rendah yaitu 245 mOsm/L. Osmolaritas larutan baru lebih mendekati osmolaritas plasma, sehingga kurang menyebabkan risiko terjadinya hipernatremia (tingginya kadar Natrium dalam darah). Oralit formula baru ini mungkin juga belum banyak dijumpai beredar di pasaran. Namun demikian, oralit formula lama juga tetap boleh digunakan.
Mudah-mudahan di masa mendatang banyak industri farmasi yang mulai memproduksi oralit dengan formula baru.

Oke, semoga bermanfaat….





Mozaik hidup di Jepang (5): Ramalan cuaca…..

12 12 2008

Sudah masuk musim hujan, namun cuaca tidak menentu. Kadang hujan seharian, kadang cerah. Kalau lagi seperti ini, kayaknya kita butuh ramalan cuaca. Acara yang nampaknya sudah jarang dijumpai di TV kita. Jadi ingat waktu di Jepang….

Satu mata acara di TV Jepang yang aku berusaha tidak melewatkannya setiap hari adalah ramalan cuaca. Lho kok? .. Iya, suka aja. Ramalan cuaca biasanya disampaikan di akhir acara berita, baik dari NHK (TV nasional Jepang) atau berita daerah. Dan tentunya ramalan cuaca yang aku tunggu adalah ramalan cuaca khusus di daerah Ehime, tempat aku tinggal waktu itu. Mengapa?

Ramalan cuaca di Jepang boleh dibilang nyaris selalu tepat, walaupun pernah juga sedikit meleset. Aku suka memperhatikan ramalan cuaca terutama jika mulai akan pergantian musim. Biasanya yang paling kuperhatikan adalah ramalan tentang kemungkinan hujan dan suhu udara. Dengan mengetahui berapa derajat perkiraan suhu besok, aku bisa merencanakan lebih tepat baju apa yang akan kukenakan hehe…. maksudnya apakah sudah bisa pakai baju satu lapis, atau mungkin masih perlu berlapis-lapis seperti jika musim dingin. Dan apakah perlu bawa payung apa tidak.

Ehime berlokasi di pulau Shikoku yang ada di bagian selatan Jepang (di selatan pulau Honshu). Jadi iklimnya termasuk mild, tidak sedingin di Hokkaido kalau musim dingin. Suhu terendah yang pernah ku alami di Ehime “hanya” berkisar – (minus) 10 derajat. Salju sangat tipis, dan itupun tak terlalu sering. Suhu musim panas mencapai 32-34 derajat. Suhu paling nyaman adalah pada musim semi menjelang panas pada bulan April-Mei, atau pada musim gugur setelah musim panas sekitar bulan Oktober-November.

 

Satu yang menarik dari ramalan cuaca adalah ramalan cuaca pada musim panas, utamanya bulan Juli-September. Pada musim panas biasanya mulai terjadi hujan dan…. taifun atau typhoon alias angin puting beliung. Taifun di Jepang umumnya lumayan besar, jauh lebih besar dari angin puting beliung di UGM kemarin, dan diberi nomor. Ia berasal dari suatu tempat dan berjalan ke tempat lain dalam jangkauan jarak yang panjang. Ramalan cuaca akan melaporkan setiap waktu di mana taifun berada, sehingga kita bisa siap-siap apakah taifun akan melewati kota kita atau tidak. Setiap saat taifun sudah mencapai kota tertentu, pasti segera ada beritanya di dalam siaran berita. Kotaku Matsuyama pernah diramalkan akan dilewati suatu taifun, tapi alhamdulillah, taifunnya bergeser sehingga tidak sempat dilewati. Cuma dapat ekornya saja hehe….. itupun sudah sempat menghentikan jalur kereta untuk beberapa saat dan angin bertiup lumayan kencang.

 

Begitulah, sedikit kepingan hidupku di Jepang ……





Seputar autisme (Bag penutup: Terapi spiritual)

11 12 2008

dhika6Dear temans,

Bagaimana kisah terapi spiritual untuk Dhika? Aku lanjutkan kisahnya, dan merupakan bagian penutup dari kisah seputar Autisme ini.

Perasaanku biasa-biasa saja melihat hasil pemeriksaan Dhika, mungkin karena aku sudah siap-siap mental sebelumnya apapun hasilnya. Tapi mungkin yang lebih penting dari itu adalah aku semakin meyakini konsep penyakit seperti yang diajarkan guru spiritual kami Ustadz Dhanoe, bahwa penyakit adalah salah satu bentuk peringatan Allah atas kesalahan manusia, dan jika Allah mengampuni dan mengijinkan, maka semua bentuk penyakit apapun pasti akan bisa sembuh. Itu yang terus kupegang dan kuyakini.

Aku memang membaca bahwa penyebab autis itu bermacam-macam. Banyak teori yang didasari oleh beberapa penelitian ilmiah telah dikemukakan untuk mencari penyebab dan proses terjadinya autis. Beberapa teori penyebab autis antara lain adalah : teori Kelebihan Opioid, teori Gluten-Casein (celiac), Genetik (heriditer), teori Kolokistokinin, teori Oksitosin dan Vasopressin, teori Metilation, teori Imunitas, teori Autoimun dan Alergi makanan, teori Zat darah penyerang kuman ke Myelin Protein Basis dasar, teori Infeksi karena virus Vaksinasi, teori Sekretin, teori kelainan saluran cerna (Hipermeabilitas Intestinal/Leaky Gut), teori paparan Aspartame, teori kekurangan Vitamin, mineral nutrisi tertentu dan teori Orphanin.

Perdebatan yang terjadi terakhir adalah berkisar pada kemungkinan penyebab autis yang disebabkan oleh vaksinasi anak. Peneliti dari Inggris Andrew Wakefield, Bernard Rimland dari Amerika mengadakan penelitian mengenai hubungan antara vaksinasi terutama MMR (measles, mumps rubella ) dan autisme. Banyak penelitian lainnya yang dilakukan dengan populasi yang lebih besar dan luas memastikan bahwa imunisasi MMR tidak menyebabkan Autis. Namun beberapa orang tua anak penyandang autisme tidak puas dengan bantahan tersebut. Bahkan Jeane Smith seorang warga negara Amerika bersaksi didepan kongres Amerika bahwa: kelainan autis dinegeri ini sudah menjadi epidemi, dia dan banyak orang tua anak penderita autisme percaya bahwa anak mereka yang terkena autis disebabkan oleh reaksi dari vaksinasi.

Tapi aku lupakan semua teori itu, dan aku lebih menyakini konsep penyakit dari ustadz Dhanoe, karena aku toh juga akan sulit memastikan apa penyebab gangguan perkembangan Dhika. Dan kadang kupikir, alhamdulillah, Allah masih berkenan memperingati kami dengan penyakit/gangguan yang belum ada obatnya. Kalau saja aku mendapat penyakit yang banyak obatnya, mungkin aku akan lebih sulit memahami konsep ini, karena aku mungkin akan bilang bahwa kesembuhan penyakit ini adalah karena obat. Aku akan mudah lupa bahwa kesembuhan itu semata-mata datangnya atas ijin Allah, obat hanya sebagai perantara saja. Dengan peringatan berupa gangguan perkembangan Dhika, akhirnya kurasakan benar bahwa tak ada lagi tempat berlari kecuali kepada Allah. Tiada satu penolongpun kecuali Allah.

Sehingga, sejalan dengan terapi behavioral yang kami upayakan (sampai Pak Fredi pamit), kami juga secara berkala membawa Dhika ke klinik amC untuk mendapatkan terapi secara psikologis, terutama bagi kami sendiri orangtuanya, karena Dhika masih kanak-kanak. Menurut suamiku, terapi inilah yang utama, karena ini lebih mengarah pada menghilangkan penyebab penyakit, bukan sekedar mengurangi/mengontrol gejala saja. Di klinik amC kami menemui Gus Min, orang kepercayaan Mas Dhanoe yang diserahi tugas untuk penyembuhan penyakit. Gus Min juga memiliki kemampuan yang berhubungan dengan urusan metafisik. Ketika melihat Dhika, beliau melihat secara metafisik bahwa ada semacam bayangan hitam yang ada di pelipis-pelipis Dhika, yang mestinya tidak ada. Itu terhubung dengan sikap cueknya atau kesulitannya berinteraksi dengan orang lain. Dan untuk kami, itu juga peringatan terhadap sifat-sifat serupa yang mungkin kami miliki, terutama sekali justru dalam kehidupan keluarga. Kuakui, kadang kalau aku lagi asyik kerja di rumah dengan laptopku, aku jadi cuek dengan sekitarku, termasuk mungkin dengan suami yang juga pingin diperhatikan. Hal kecil-kecil semacam ini yang harus kukoreksi. Kelak ketika Dhika sudah lebih bisa berinteraksi dengan orang lain dan diamati lagi oleh Gus Min, bayangan hitam itu sudah kelihatan menipis.

Gangguan kemampuan bicara Dhika dilihat oleh Gus Min secara metafisik dengan adanya semacam ikatan yang ada di sekitar tenggorokan Dhika. Yang ini nampaknya terhubung dengan kemampuan komunikasi kami dalam keluarga yang kadang terganggu karena berbagai sebab. Maklum kan, Teman,… dengan dua kepala berbeda yang kadang punya pendapat sendiri-sendiri, kadang kami terlibat dalam komunikasi yang tidak mulus. Ini pun harus kami koreksi. Istri jangan suka ngeyel pada suami dan merasa bener sendiri, dan suami juga harus bisa mengarahkan dengan halus tapi tegas, dengan dasar-dasar yang benar. Tapi juga jangan kemudian jadi diam dan dipendam saja hanya untuk menghindari keributan, karena itu juga bukan solusi yang benar. Jadilah kami perlu introspeksi terhadap cara kami berkomunikasi. Dengan bercanda kusampaikan pada suamiku, bahwa inlah repotnya punya istri yang sedikit pintar (dan sering sok pintar) hehe..  Dan masih banyak lagi kesalahan-kesalahan lain yang nampaknya kecil, namun telah terakumulasi dan bisa menjadikan Allah mengingatkan kita. Tapi tak perlulah aku sampaikan di sini semua dosa-dosaku, Teman…. hehe… malu. Itu rahasia perusahaan.

Kalian pasti sepakat denganku, teman…. bahwa kalau sekedar menjalankan sholat 5 waktu, atau puasa bulan ramadhan, atau berzakat, itu masih bisa dikatakan mudah bagi seorang muslim. Tapi menjaga ahlak mulia, mengelola emosi, memaafkan orang yang bersalah kepada kita, bersikap jujur, rendah hati dan tidak sombong, dll, sungguh sangatlah sulit. Buktinya? Banyak orang yang menjalankan sholat, tapi masih tetap korupsi, berbuat zina, berbuat aniaya terhadap orang lain. Itu artinya…. sholat itu gampang, tetapi menjaga ahlak itu bukan main sulitnya…

Kami disarankan untuk memohon ampun atas semua kesalahan, banyak menambah amalan-amalan baik untuk menghapuskan dosa-dosa kami, dan memperbaiki ahlak kami. Salah satu amalan yang tinggi nilainya adalah sholat tahajjud, di mana saat itu juga kita bisa memohon sebanyak-banyaknya kepada Allah. Kalau dalam pekerjaan aku sudah bisa mengumpulkan kum banyak-banyak untuk kenaikan pangkat dan jabatan sampai hampir mencapai jabatan akademik tertinggi, maka dalam hidup pun kita pun harus mengumpulkan kum kebaikan banyak-banyak untuk mengimbangi dosa-dosa kita, dan untuk mencapai derajat manusia yang dimuliakan Allah sehingga Allah mau mengabulkan semua permohonan kita. Selain itu, kami juga dibekali obat semacam kapsul dan madu untuk dikonsumsi Dhika setiap hari, katanya untuk mempercepat penyembuhan. Sebagai apoteker, aku tau isi kapsul itu yaitu beberapa ekstrak tanaman, antara lain: ekstrak ginseng merah, Ling Zhi, greges otot, kunir putih, dan kunyit. Yah, sejauh tidak toksis, kurasa aku lebih baik percaya saja…..

Oya, urusan berdoa, menurut ustadz Dhanoe ada adabnya, lho…. Yang pertama, mohon ampun atas semua kesalahan, sejak kita baligh hingga sekarang, dosa besar maupun kecil, dosa kepada orangtua, suami/istri, anak, dan ummat Allah yang lain. Yang kedua, bersyukur atas nikmat yang telah diberikan, termasuk nikmat iman. Yang ketiga baru mohon apapun kebutuhan kita, perlindungan, kesembuhan dari penyakit, kelancaran rezeki, dll.

Urusan mohon ampun juga ada tuntunannya. Allah akan menerima taubat/permohonan ampun seseorang jika orang itu sungguh-sungguh mohon ampun, berusaha memperbaiki kesalahan dan menggantinya dengan kebaikan, serta menyebarkan kebenaran, seperti firman Allah :

” kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan, dan menerangkan kebenaran, maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang” (QS Al  BAqoroh 160).

Dan tulisanku ini, adalah salah satu usahaku untuk menyebarluaskan kebenaran yang kuyakini. Jika ada kebenaran, Insya Allah ini datangnya dari Allah dan atas petunjuk Allah.

Oya, Teman…. kalau boleh kusampaikan, jika sakit, janganlah kesembuhan itu menjadi tujuan utama, karena itu nanti akan menjerumuskan kita untuk mencari kesembuhan dengan segala cara, yang mungkin justru bertentangan dengan ajaran Allah. Kalaupun sembuh, mungkin hanya sementara. Tapi carilah ampunan Allah. Yakinlah bahwa kesembuhan akan datang dari Allah, jika Allah sudah ridho kepada kita. Usaha-usaha secara medik tentu boleh saja sebagai upaya pendukung kesembuhan, tapi jangan lupakan bahwa itu hanya perantara. Sebagai apoteker misalnya, kami tetap wajib memberikan informasi tentang cara menggunakan obat yang benar, pilihan obat yang tepat, dosis yang sesuai, dll. Tapi apakah obat-obat itu nanti akan berefek, sungguh hanya berpulang kepada Allah.

Bagaimana perkembangan Dhika sekarang ?

Dhika akan genap tiga tahun pada tanggal 21 Desember 2008 besok. Kami tidak memberinya obat apa-apa selama ini, kecuali kapsul dari klinik amC. Terapi behavioralnya juga tidak kami teruskan, kecuali mengajarinya sendiri dalam kegiatan sehari-harinya, misalnya ngajari nyanyi, bicara, bermain, dll. Setelah kami menuruti nasihat Gus Min untuk memperbaiki diri, mohon ampun, dan perbanyak sholat malam, alhamdulillah, Dhika telah banyak kemajuan. Kami tidak mau takabur bahwa kami telah menjadi orang yang lebih baik,…. karena sungguh aku pribadi masih merasa sangat jauh dari baik, masih ”leda-lede”, ”pecicilan”, kata orang Yogya. Tetapi walaupun kami masih jauh dari level yang seharusnya dicapai seseorang, mungkin Allah telah melihat kesungguhan kami, sehingga secara bertahap mengabulkan doa-doa kami untuk perkembangan Dhika. Memang belum sesempurna untuk anak seusianya, tapi ciri-ciri autis telah jauh dari diri Dhika. Interaksi sosialnya makin baik, ia sudah bisa bermain dengan orang di sekitarnya, tatap matanya ceria dengan senyum manisnya, perbendaharaan katanya makin meningkat walaupun komunikasi verbalnya masih terbatas , emosinya mulai lebih tertata tidak lagi fluktuatif tanpa sebab. Ia sudah hafal huruf alfabet dari A sampai Z, menghitung sampai 20, walau dengan lafal yang masih kurang jelas. Ia mulai menirukan kata-kata atau potongan-potongan lagu. Kemaren ia bahkan berhasil menyelesaikan satu lagu ”Topi saya bundar”. Ia sudah kooperatif ketika diajak ke tempat pertemuan yang banyak orang. Suatu kali ia terjatuh dan bilang ” sakiit ! ”, aku malah senang hehe….. Karena artinya ia paham kata-katanya, dan ia bisa merasakan sakit. Katanya seorang autis itu tidak merasakan sakit karena kelebihan zat endorfin di otaknya, yang bisa bersifat analgesik (penghilang rasa sakit). Ia juga mulai suka memperhatikan sekelilingnya. Pernah suatu kali ada tukang di rumah kami memperbaiki bak mandi yang bocor, dia kelihatan antusias sekali memperhatikan pekerjaan sang tukang. Mungkin hal-hal ini bukan apa-apa bagi anak lain seusianya, tapi pada Dhika, bagiku itu satu perkembangan yang melegakan.

Aku selalu menyukai saat-saat kubentangkan tangan padanya dan ia berlari ke pelukanku dengan senyumnya ketika aku pulang kantor……  Alhamdulillah… ! terimakasih ya Allah. Hanya padaMulah hamba berserah diri dan memohon pertolongan. Engkau Pencipta yang Maha Sempurna, maka sempurnakanlah penciptaanMu terhadap anak kami Dhika ya Allah… Amien.

Kami masih punya PR banyak untuk memberi pendidikan terbaik untuknya untuk mengejar ketertinggalannya. Tentunya kami juga punya PR untuk diri kami sendiri untuk menjadi hamba yang lebih sujud kepadaNya, karena kami hanyalah manusia yang lemah dan mudah jatuh tergoda. Mohon doa restunya…..

 





What’s new about my blog..

10 12 2008

Dear netters,

dunia blogging is a new world for me, so I’m still tergagap-gagap. However, I enjoy it so much, and always trying to provide my best, so you can enjoy, too…

Ini sekedar variasi dari cerita seputar autis yang aku postingkan hari ini. Hari ini aku belajar dari Mas Parno (pelaksana IT di Fak) untuk upload file supaya nanti teman-teman bisa mendown-loadnya lagi. Tapi untuk urusan itu,  aku musti pake my another blog di site : http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id, karena kalo lewat WordPress jalannya agak panjang. Thanks to mas Parno.

O,ya, something new in this blog adalah… untuk sementara halaman My Lecture Notes aku hapuskan dari peredaran. Soalnya aku takut mengecewakan mereka yang membukanya, karena gak ada (belum ada) isinya apa-apa. Dan untuk download my lecture pun nantinya musti lewat blog-ku yang di UGM site. Untuk My Publications, aku udah coba upload beberapa paper yang sudah bisa dilihat, tapi masih banyak yang belum karena sebagian belum dikonversi ke PDF. Dan ini semua juga mesti didownload lewat My another blog di UGM site.

Hey, …. I looks so confident with my blog, yeah….. hehe…. sok penting, gitu loh… ! Emangnya ada yang mau download hehe……  Sebenernya itu karena aku ngga mau urusan dengan what people will say…. Kalau berguna ya silakan ambil, kalau tidak ya gak papa. Gitu aja kok, repot, kata Gus Dur. Tadi pagi aku sempat tengok Blog Mahasiswa Farmasi UGM. Good effort ! Sempat ada kulihat komentar terkait dengan “mutu”…. makanya aku bilang, aku sih ngga peduli orang mau bilang apa tentang blog-ku. Kalau takut ngga mutu, nanti kita gak pernah akan mulai berbuat apa-apa…..

Sesuatu yang hebat dan bermutu itu pasti berawal dari sesuatu yang sederhana….

Tanpa dimulai, tak akan dihasilkan apa-apa….

Oke deh, good luck for today ! Banyak kerjaan neh…..





Seputar autisme (Bag 3 dari 4 tulisan: Terapi behavioral)

10 12 2008

Dear Temans,

kali ini akan kukisahkan tentang terapi behavioral pada Dhika.

Ketika aku searching di internet, banyak informasi tentang macam-macam terapi untuk anak autis. Ada terapi behavioral, terapi bermain, terapi okupasi, sampai terapi musik, cahaya, akuatik, dll. Aku pilih salah satu dulu yang mungkin bisa dilakukan yaitu terapi behavioral. Terapi ini mengajarkan kemampuan-kemampuan sosial, motorik dan kognitif. Aku mulai kisahnya ya…

Beberapa hari setelah kedatanganku ke sekolah autis, seorang pria menelponku dan memperkenalkan diri sebagai guru sekolah autis dan ia bisa memberikan privat untuk Dhika. Kami sepakat untuk bertemu di rumah untuk pembicaraan lebih lanjut. Singkat cerita, kami sepakati Pak guru tadi memberikan privat pada Dhika dua kali seminggu, setiap kali datang durasinya 1 jam. Untuk mencegah dari gangguan lingkungan, aku menyiapkan satu ruang khusus untuk belajar Dhika, yang katanya tidak boleh banyak gambar dan ornamen lain supaya tidak menganggu konsentrasi. Untuk kegiatan paling awal, Dhika akan diajari untuk memperbanyak kontak mata dan menjalankan perintah-perintah sederhana, begitu kata Pak Guru.

Pertama kali les (kami menyebutnya begitu), Dhika menangis sepanjang sesi. Ia dimasukkan dalam ruangan tadi bersama Pak gurunya, aku hanya bisa mengintip dengan sedih. Aku dengar pak gurunya bilang,” Lihat…! Lihat, Dhika! …” ketika ia minta Dhika melihat suatu benda atau diminta menatap Pak guru. Pada pertemuan kedua dan ketiga, acaranya masih sama, dan Dhika masih menangis terus. Dan menurut gurunya, itu memang biasa, apalagi ini baru beberapa kali. Katanya di sekolah autis bahkan ada yang sampai 6 bulan selalu menangis setiap diterapi. Pada pertemuan berikutnya, Dhika mulai nampak menunjukkan semacam trauma. Bukannya menjadi semakin akrab, tapi malah takut jika pak guru datang. Tapi kami paksa juga untuk masuk ruang belajarnya, walaupun kami usahakan untuk ganti suasana kamar. Pernah Dhika menangis sampai muntah, akhirnya kami hentikan sesi belajarnya. Pernah juga Dhika kuintip sedang duduk di lantai terkantuk-kantuk, pak guru berusaha membangunkan dan mengajaknya belajar. Lama-lama aku merasa bahwa terapi seperti ini kurang efektif. Bagaimana bisa menuruti perintah jika Dhikanya menangis terus karena takut. Akhirnya, setelah enam kali sesi dan aku juga sudah mulai paham cara belajarnya, secara hati-hati aku sampaikan bahwa nampaknya untuk sementara lesnya dihentikan dulu. Aku kuatir nanti malah dia jadi trauma dan takut dengan orang. Agak lama setelah itu aku mendengar informasi bahwa Pak Guru tadi memang termasuk yang agak keras cara mengajarnya.

Untuk memberikan terapi sendiri di rumah, dari segi waktu agak sulit karena aku harus bekerja, dan kamipun butuh seorang yang lebih ahli. Makanya aku kemudian membuat iklan di koran, ”Dibutuhkan seorang guru untuk anak autis, dst.” O,ya, walaupun aku belum yakin bahwa Dhika autis, aku merasa lebih baik menganggap dan memberikan terapi demikian, daripada aku menolak anggapan ini dan malah terlambat memberikan terapi kalau dia nanti benar-benar terbukti autis.

Hehe… agak geli juga mengingat hal itu, karena setelah itu aku jadi ”kebanjiran” tawaran untuk menjadi guru Dhika. Cuma agak begonya, waktu itu aku tidak mencantumkan persyaratan yang kuinginkan, kecuali wanita, sehingga yang datang adalah orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan pengalaman. Aku jadi berlagak seperti Manajer SDM suatu perusahaan yang sedang menyeleksi calon pegawai baru hehe…..  Aku mencantumkan persyaratan wanita karena aku menganggap bahwa guru wanita akan lebih halus pendekatannya, karena dengan guru pria sebelumnya Dhika nampak takut. Namun walaupun demikian, ada juga satu pria yang mendaftar dan sempat ikut ”audisi” hehe… Dan ternyata, justru pak guru inilah yang akhirnya kupilih, karena beliau satu-satunya pelamar yang memiliki ijazah formal Pendidikan Luar Biasa dari IKIP dan punya pengalaman menangani anak autis. Beliau juga kulihat memiliki keIslaman yang kuat, yang nampak dari cara bicara dan menyampaikan pendapat dan prinsipnya. Akhirnya Dhika mulai les lagi dengan Pak Fredi, kali ini disepakati 3 kali seminggu. Dengan pengalaman sebelumnya, aku bilang ke Pak Fredi untuk melakukan pendekatan yang lebih halus dengan berbagai cara supaya Dhika tidak takut. Selain itu, aku mengikutkan pengasuh Dhika dalam sesi belajar supaya Dhika tidak takut sendirian. Ruangnya pun aku pindah ke ruang tengah yang luas. Untuk mensiasati gangguan dari luar, selama Dhika belajar, kakak-kakaknya yang aku suruh main keluar, atau yang penting jangan sliwar-sliwer lewat di ruang tengah.

dhika5

Alhamdulillah, pendekatan Pak Fredi lebih baik, dan aku juga banyak mendapat tambahan pengalaman dari Pak Fredi. Dhika mau belajar, menyusun puzzle angka, huruf, menyusun lingkaran cincin, dan aneka mainan lain. Karena Dhika juga suka game komputer, kegiatan juga divariasi dengan main komputer. Sesekali Dhika diajak belajar di luar naik motor yang juga dia sukai. Dhika kelihatan lebih enjoy dan tidak nangis lagi. Yah, walaupun sebenarnya hal itu juga bisa kita lakukan sendiri di rumah, tetapi dengan adanya pak Fredi, kegiatan Dhika jadi lebih terstruktur. Tatap matanya juga lebih baik, dan ia mau menuruti perintah-perintah sederhana. Sekitar 6 bulan Dhika belajar dengan Pak Fredi. Sayangnya, menjelang Idul Fitri tahun 2008 lalu, pak Fredi dan istri pamit karena akan pindah ke luar Jawa untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Kebetulan istrinya yang orang Palembang sedang hamil anak pertamanya, dan mereka memutuskan akan menunggu kelahiran putra pertamanya di sana, di tengah-tengah keluarga istrinya.

 

 Diet khusus

Oya, banyak info menyatakan bahwa seorang autis perlu diet khusus, terutama adalah menghindari gluten (suatu protein yang dijumpai pada makanan yang terbuat dari gandum) dan kasein (protein susu). Tetapi tidak semua pasien autis harus mengikuti diet ini, karena sifatnya individual. Ada yang berefek, ada yang tidak. Karena itu tidak ada salahnya aku coba, yaitu mengganti susunya dengan susu kedelai. Syukurlah Dhika tidak masalah ketika susunya kuganti. Sampai sekitar 3 bulan kuganti susunya, nampaknya tidak ada perubahan signifikan dalam kesehariannya. Jadi kusimpulkan bahwa diet ini tidak berefek pada Dhika. Karenanya, aku balik lagi ke susu sapi. Ketika kembali ke susu sapi, juga tidak ada pengaruh signifikan terhadap Dhika, jadi aku teruskan menggunakan susu sapi saja. Untuk diet gluten-nya, aku tidak perlu lakukan perubahan khusus pada pola makannya, karena Dhika memang belum banyak mengkonsumsi makanan berbahan dasar gandum.

 

Pemeriksaan menyeluruh

Satu hal yang sering ditanyakan Pak Fredi adalah apa usahaku secara medis, karena beliau juga ingin tau apakah usahanya memberikan terapi Dhika telah membuahkan perkembangan yang baik, bukan hanya dari perasaan dan pengamatan kami saja. Untuk itu, aku sendiri juga ingin memastikan lagi keadaan Dhika secara medis, benarkah dia autis atau tidak, bagaimana keadaan Dhika sekarang dari sudut pandang ahlinya.

O,ya,  sembari memberikan les pada Dhika, aku juga mencoba mencari-cari kira-kira sekolah mana yang nanti bisa menjadi sekolah yang cocok buat Dhika karena Dhika sudah 2,5 tahun. Apabila ia memang berkebutuhan khusus, sekolah mana yang mau menerimanya. Suatu kali aku melihat iklan sebuah sekolah yang katanya menyelenggarakan program inklusif bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Ketika aku bertanya kesana, mereka memang bisa menerima, tetapi untuk mendaftar kami perlu menyertakan rekomendasi dari suatu lembaga yang berkompeten mengenai keadaan Dhika. Kami disarankan menuju ke Pusat Pengkajian dan Pengamatan Tumbuh Kembang Anak (P3TKA) yang berlokasi di Yogya bagian selatan. Kamipun membawa Dhika kesana, sekaligus untuk menjawab pertanyaan Pak Fredi, dan pertanyaan kami juga, tentang perkembangan Dhika dalam pandangan medis.

Setelah menelpon untuk konfirmasi jadwal, kami membawa Dhika ke P3KTA untuk pemeriksaan. Pemeriksaan di sana relatif lengkap, yang  melibatkan dokter, psikolog, psikiater, dan beberapa ahli terkait lainnya. Pemeriksaannyapun tidak cukup sekali. Sedikitnya kami datang 3 kali untuk berbagai pemeriksaan. Pada saat pemeriksaan pertama, Dhika lumayan kooperatif. Walaupun dia tidak mau masuk ke ruang pemeriksaan, dia main di luar dan diamati oleh pemeriksanya, sembari kami diwawancara berbagai hal tentang Dhika. Pemeriksaan kedua dan ketiga agak repot karena Dhika menangis terus, sampai-sampai pemeriksaan dilakukan di mobil  karena Dhika tidak mau turun dari mobil.

Sampai akhirnya, dengan pemeriksaan berbagai aspek meliputi pemeriksaan psikiatri dan psikologi, aspek komunikasi, aspek ketrampilan hidup sehari-hari, aspek sosialisasi, aspek ketrampilan motorik, Dhika dinyatakan mengalami Gangguan Perkembangan Multifasik, namun dikatakan bahwa masih mungkin terjadi pergeseran diagnosa karena usia Dhika belum 3 tahun, sehingga masih ada kemungkinan perubahan. Dari hasil pemeriksaan dengan Childhood Autism Rating Scale (CARS), Dhika belum bisa dinyatakan autis karena scorenya lebih rendah dari score untuk menyatakan diagnosa autis.

Bagaimana kisah selanjutnya? Nantikan postingku berikutnya.