Dear kawan,
Judul tulisanku kali ini agak lebay, ya….. Biarin deh… Tapi itu memang betul kok….. Sebelum misterinya terkuak, rasanya penasaran banget….. Gini ceritanya…. Hampir sebulan terakhir ini seisi rumahku terkena serangan gatal-gatal yang misterius. Pertama, bapaknya anak-anak mengeluh kakinya sering gatal-gatal seperti ada gigitan serangga. Kadang juga tidak nampak ada bekas apa-apa, tapi rasanya gatal. Sering digaruknya sampai merah. Berikutnya anakku yang kedua, Hannisa. Dia yang paling parah… hampir di sekujur dua kakinya (dari lutut ke bawah) bentol-bentol merah, dan bahkan luka-luka bekas garukan karena tidak tahan dengan gatalnya. Asisten rumah tanggaku tak ketinggalan, lalu Dhika dan Afan, dua anak laki-lakiku. Kulit Hanna si bungsu juga banyak bintik-bintik merah gatal. Dan yang terakhir aku sendiri.
Semula kami pikir karena alergi sesuatu. Bapaknya anak-anak pernah sampai memeriksakan diri ke dokter, tapi hanya diberi resep salep kortikosteroid. Tapi masak sih alergi terjadi beramai-ramai sak rumah. Jadi aku yakin ini pasti ada faktor eksternal. Tapi apaa? Bahkan ketika aku belum terserang, aku sempat bercanda pada anak-anak… “Mungkin serangganya takut sama yang cantik, jadi ibu tidak diserang.” Tapi ketika akhirnya aku ikut kena gatal-gatal, rasanya sudah tidak bisa bercanda lagi, dan berubah kesal dan pusing. Gerangan apakah ini? Apa penyebab gatal-gatal misterius ini? Aku tidak yakin kalau itu adalah nyamuk, karena di rumah kami tidak terlalu banyak nyamuk. Dan bekas gigitannya sedikit berbeda.
Anakku Hannisa yg pertama kali menyatakan pendapatnya bahwa kayaknya yang suka menggigit itu mahluk kecil sekali, dan suka melompat-lompat, karena dia pernah melihat mahluk itu di kakinya dan setelah itu kakinya jadi gatal. Semula aku masih belum percaya, karena belum melihat sendiri. Barulah ketika mahluk itu mulai muncul di kamarku dan menyebabkan gatal, aku berusaha menangkapnya. Aku minta suamiku untuk membawanya ke Fakultasnya dan minta tolong temannya yang ahli hama utk melihatnya di mikroskop.
Akhirnya,….. terkuaklah misteri mahluk pembuat gatal itu. Ia sejenis kutu, yang ukurannya kecil. Ketika kulihat hasil fotonya di mikroskop, agak seram juga. Ia punya kaki panjang berbulu, yang membuatnya pintar melompat. Tubuhnya terlihat diselimuti kulit yang keras. Terbukti agak sulit untuk di-pithes begitu saja. Dan yang bikin gatal adalah adanya semacam tanduk di kepalanya, yang kalau menancap di kulit nampaknya menyebar semacam toksin yang bikin guataal sekali.
Dari mana kira-kira dia berasal? Ketika melihatnya melalui mikroskop, teman suamiku menanyakan apakah di sekitar rumah ada hewan ternak. Ini katanya adalah kutu hewan ternak, dan karena lingkungannya kurang pas, mungkin dia menyebar ke tempat lain. Wah,… kalau memang benar begitu, nampaknya misteri ini mendekati terkuak. Kami tidak memiliki binatang piaraan. Tapi di belakang rumah kami, tepatnya dua rumah di belakang, memang adalah penjual hewan ternak. Mereka memiliki kandang di sebelah rumah. Dan pada saat menjelang Idul Adha begini, mereka barusan kulakan kambing untuk dijual. Kambingnya kuperkirakan ada sekitar 25-an ekor. Apa mungkin dari sana ya? Barangkali saja kambing mereka berkutu, dan kutunya terbang ke rumah kami. Apalagi suasana masih musim kemarau dan kering, sehingga mungkin banyak kutu terbang bersama angin.
Namun mungkin juga itu adalah kutu kucing. Aku baru ingat bahwa di atap rumah kami ada kucing liar yang beranak di sana. Menyebalkan sekali karena juga membuat berisik. Ketika aku search di google, bekas gatal kutu kucing mirip yang kami alami, demikian juga gambar kutunya, mirip juga.
Yah, … tapi apa yang bisa kami lakukan? Nampaknya obat semprot serangga yang biasanya untuk nyamuk dan kecoa tidak mempan. Kawan suamiku yang ahli hama itu menyarankan penggunaan minyak sereh untuk mengusir kutu tadi. Jadilah kami berjuang dengan minyak sereh untuk mengusir atau menghindarkan dari gigitan kutu tersebut. Untuk mengatasi gatalnya, paling aku coba oleskan Caladine untuk mengurangi garukan.
Alhamdulillah, setelah si kucing dan keluarganya pindah entah kemana (keluar sendiri dari atap rumahku) serangan kutu reda dengan sendirinya. Bekas-bekasnya gatalnya memang masih lumayan membekas di kulit. Tidak banyak yang bisa kulakukan kecuali membiarkannya menghilang sendiri bersama waktu yang berjalan…
komentar