Semarang dalam kenangan…

29 07 2009

Dear kawan,

Hari ini aku menghabiskan waktu seharian dengan perjalanan Jogja-Semarang dan memberi kuliah di sebuah universitas swasta di sana. Alhamdulillah, perjalanan lancar sekali, bahkan tak sampai perlu menunggu bus sama sekali karena aku segera mendapatkan bus yang akan berangkat, baik saat berangkat maupun pulangnya.

Aku sudah puluhan kali ke Semarang, tapi kali ini tiba-tiba saja ingin menulis tentang Semarang….. Kisah ringan-ringan saja untuk refreshing dari aktivitas yang terlalu memeras otak..

semarangHm… Semarang bukan kota yang asing untukku, bahkan termasuk kota yang cukup akrab sejak aku kecil, walaupun bukan termasuk jenis kota yang ingin aku tinggali. (Maaf, warga Semarang hehe….. lha, piye jal…. panas, sering banjir, emang enak?..).  Bahkan setengah darahku yang mengalir adalah darah Semarang, karena ayahku (alm) adalah asli dan besar di Semarang. Beliau bertemu ibuku pun di Semarang ketika ibuku yang asli Purwokerto itu bersekolah di sana.

Semarang punya banyak kenangan untukku, sejak kecil hingga dewasa, baik kenangan manis maupun sedih. Aku coba menggali lagi kenangan-kenanganku yang terkait dengan kota Semarang..

 Masa kecil

Sepanjang yang aku bisa ingat, sewaktu kecil aku dan adik-adik kerap diajak ayah-ibu pergi ke Semarang mengunjungi Embah. Kami menyebutnya Mbah Semarang. Beliau adalah orangtua angkat ayah karena ayah sudah yatim piatu sejak kecil. Aku ingat benar, rumahnya di daerah Bulu, di pinggir sungai kecil (selokan). Beliau berjualan es di dekat rumah. AKu senang kalau di sana, karena bisa minum es cincau gratis…. Ketika aku SMP, Embah wafat, dan sejak itu kami agak jarang pergi ke Semarang, kecuali jika  ada  saudara-saudara yang punya hajat. Semua pakdhe-pakdheku dari Ayah tinggal di Semarang.

Di luar urusan keluarga, Semarang juga cukup mengesankanku karena aku pernah menjadi tamu orang nomer satu Jawa Tengah saat itu alias Pak Gubernur ketika aku SD kelas 5. Ceritanya, melalui proses seleksi yang cukup panjang dari tingkat lokal, kecamatan, kabupaten, dan propinsi, aku bersama 2 orang teman lain dari Salatiga dan Boyolali berhasil menjadi Pelajar Teladan SD se-Jawa Tengah, di mana aku menduduki peringkat ke dua. Kemudian kami diundang menghadap Pak Gubernur sebagai salah satu bentuk penghargaannya. Hm… mengesankan sekali.

Lomba lain yang pernah aku ikuti sewaktu SD di Semarang adalah Lomba Baris Berbaris dan Senam Pagi Indonesia (PBB-SPI) bersama teman-teman satu tim SD. Entah kenapa, lomba-lomba semacam itu belakangan tidak pernah ada lagi. Waktu SMP, aku mengikuti seleksi yang sama di Semarang utk Siswa Teladan SMP tingkat propinsi,   demikian juga Lomba Baris Berbaris dan Senam Pagi, tetapi gagal mendapat peringkat.. Yah, tapi nggak papa… bagaimanapun pengalamannya sangat berharga.

Masa Kuliah

            Semasa aku kuliah di Jogja, aku bertautan lagi dengan kota Semarang karena sahabatku satu kamar kost berasal dari Semarang (Halo, Nik…!). Dialah sahabat tempat curhatku selama kuliah…. termasuk urusan asmara hehe….. Beberapa kali aku main ke rumahnya di Semarang. Selain itu, kebetulan Ayah juga pindah dinas ke Semarang, dan adikku pun juga ada yang kuliah di Semarang. Jadilah, Semarang menjadi kota yang akrab dengan kehidupanku. Nah, di Semarang pula sebuah cerita yang pernah menjadi salah satu episode dalam hidupku dimulai….. Semarang pernah menjadi bagian dari cerita tentang “kasih tak sampai” hehe….  Hatiku pernah sempat tertinggal di sana, dan sekaligus patah.. huu…huu. Tak banyak peristiwa sebenarnya di antara kami, karena semua berjalan dalam diam, …..  tapi dulu semuanya terasa istimewa. Yah, … sekarang aku bisa menulis ini dengan tersenyum-senyum geli… tapi dulu saat semua angan tiba-tiba harus terminated,.. waduh… pokoknya sangat pilu membiru….. mentari tak lagi bersinar… my sunshine has gone away…

Yaah….  tapi nampaknya itu memang jalan terbaik yang dipilihkan Allah untukku. Karena beberapa tahun kemudian Allah memberiku cahaya hidup baru dengan gelombang yang frekuensi dan amplitudonya sama, sehingga bisa saling berinterferensi dengan lebih sempurna. Dan kami sekarang sudah punya buntut tiga yang cakep dan cantik… hehe… Alhamdulillah….

Dan sekarang aku masih cukup sering pergi ke Semarang, biasanya untuk memberi kuliah di universitas swasta di sana, atau sebagai pembicara di sebuah acara. Dan bagiku Semarang masih menjadi kota dengan beragam kenangan….

Begitulah ……..





Mengintip dunia kecilku: bikin proposal riset…

24 07 2009

Dear kawan,

Alhamdulillah, aku sudah balik lagi ke Yogya dengan selamat…. (kayak dari mana aja hehe……). Kemarin pagi aku berangkat ke Jakarta, tepatnya ke Puspiptek Serpong untuk mempresentasikan proposal penelitianku tahun kedua yang akan didanai oleh Kementrian Negara Riset dan Teknologi (KNRT), jadi sering disebut penelitian Ristek. Presentasinya sih cuma sekitar 45 menit di hadapan para reviewer, dan alhamdulillah… berjalan lancar-lancar saja. Petangnya dah balik lagi Jogja. Perjalanan pun lancar, tidak ada delay pesawat, jam 19.40an sudah mendarat dengan mulus di Bandara Adisucipto. Cuaca pun cerah. Tinggal tunggu hasil nih…. mudah-mudahan bisa kayak Pak SBY hehe…. : Lanjutkan…. Lanjutkan!

pura-pura penelitian...

pura-pura penelitian...

Omong-omong tentang proposal penelitian, ada kawan yang minta aku menuliskan kiat-kiat membuat proposal penelitian biar bisa joss gitu lho…… Hm, sebenarnya sih aku juga nggak jago-jago amat menyusun proposal penelitian. Mungkin lebih karena faktor “luck” dan suka mencoba  hehe…. jadi lumayanlah….  kalau melihat list of my research activities di blog ini, cukup banyak juga penelitian-penelitian yang sudah aku lakukan. Dan dana-dana riset yang sempat aku peroleh (tidak ditampilkan karena alasan etika hehe…) berada pada rentang yang cukup luas, dari yang “kecil” senilai 30 jutaan, sampai yang ratusan juta-an. Untuk Penelitian Ristek yang lumayan bergengsi ini, aku sempat tembus dua kali, yaitu tahun 2007 dan 2009. Tahun 2007 aku mendapat insentif untuk Riset Terapan selama 2 tahun, dan tahun 2009 ini aku mendapat insentif Riset untuk Katagori Riset Peningkatan Kapasitas IPTEK dan Sistem Produksi. Aku mendapat dana (grant) untuk tahun pertama, dan sedang berjuang untuk mendapatkan dana tahun kedua. Mudah-mudahan nanti juga ada tahun ketiga, karena penelitian ini memang aku rencanakan selama 3 tahun. Pada tahun yang sama ini (2009), proposal penelitianku yang lain juga berhasil didanai oleh UGM untuk jenis Penelitian Kolaborasi Internasional. Untuk ini aku bermitra dengan profesor pembimbingku waktu studi S3 dulu di Jepang. Dan saat ini aku masih berharap-harap cemas untuk sebuah proposal yang aku ajukan ke DIKTI beberapa saat lalu untuk kategori Penelitian Kolaborasi Internasional, tapi untuk topik yang sama sekali berbeda dan dengan mitra luar negeri yang berbeda.  Hehe…. gayanya sok saintis banget ya…….

Bagaimana sih caranya menulis proposal penelitian ?

Hm… penelitian tentu berawal dari sebuah “research question”…. sesuatu yang kita tidak tahu dan ingin mengetahui jawabannya. Untuk itulah kita mengadakan penelitian. Ide penelitian bisa berasal dari mana-mana… Aku biasanya mengandalkan insting saja ditambah baca-baca literatur. Yang jelas harus original, dapat menghasilkan sesuatu yang baru yang belum ada sebelumnya. Sesuatu itu bisa suatu produk, atau suatu pernyataan atau jawaban atas sebuah pertanyaan.

Untuk jadi “proyektor” alias mroyek penelitian, kita tentu perlu menyesuaikan dengan aturan dari penyandang dana, topik-topik apa yang lebih disukai untuk didanai. Dalam panduan penulisan proposal, biasanya disebutkan secara detail apa-apa yang harus ditulis dan topik apa yang menjadi ruang lingkup pendanaan. Kebetulan latar belakang ilmuku adalah farmasi, khususnya farmakologi, maka  topik-topik yang kukembangkan terutama adalah pengembangan obat baru atau uji farmakologi suatu bahan baru (bisa bahan alam atau sintetik) untuk suatu efek tertentu.

Kalau ditanya kiat-nya apa supaya bisa berhasil, aku bingung juga… apa ya? Coba kuurutkan satu-satu bagaimana sistematika proposal penelitian…

1. Latar belakang penelitian atau pendahuluan

Ini bagian yang sangat penting yang menentukan apakah suatu proposal atraktif atau tidak bagi penyandang dana (yang diwakili oleh reviewer). Kita harus bisa secara meyakinkan menulis bahwa penelitian ini memang sangat penting  dan sangat bermanfaat jika penelitian ini bisa terlaksana. Misalnya : bisa meningkatkan daya saing produk berbasis bahan alam pada pelayanan kesehatan formal, mengurangi ketergantungan terhadap produk ekspor, atau apalah….. tergantung topik penelitian. Mungkin perlu dengan kalimat-kalimat yang sedikit bombastis, tapi tetap relevan… hehe….

2. Rancangan dan metode penelitian

Ini juga sangat krusial untuk menunjukkan bahwa penelitian kita akan dapat mencapai tujuan karena didukung dengan metode yang shahih/valid. Walaupun ide penelitian kita bagus dan hasilnya sangat bermanfaat, jika disain penelitiannya tidak sesuai tentu akan diragukan keberhasilannya. Sebuah penelitian untuk mengetahui/mempelajari efek dari suatu “jamu masuk angin” misalnya, atau mau mengembangkan obat baru untuk obat “masuk angin”, memerlukan metode yang valid untuk menentukan parameter efek jamu “masuk angin”. Apakah akan melihat efeknya menghangatkan badan, efeknya terhadap mual atau kembung, atau yang lain. Alat ukur apa yang dipakai juga sangat penting. Istilah masuk angin sendiri tidak dikenal secara medis, tetapi nyatanya di masyarakat sangat familiar dan banyak jamu yang diindikasikan sebagai jamu masuk angin… wesewes-ewes… baablas angine hehe….. ! Dari segi disain penelitian sendiri, maka disain yang paling pas adalah rancangan penelitian eksperimental, yang memerlukan ada kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok kontrol tidak mendapatkan obat, sedangkan kelompok perlakuan mendapatkan obat, lalu diukur parameter2 yang telah ditetapkan tadi. Pelaksanaannya bisa pada hewan uji atau langsung pada manusia. Jika pada hewan, maka parameter dan alat ukurnya harus dipilih yang sesuai, karena hewan tidak bisa ngomong untuk menceritakan apa yang dirasakan. Namun jika ujinya akan dilaksanakan pada manusia, tentu harus memenuhi etika pada manusia. Biasanya proposal harus direview dulu oleh suatu komite etik penelitian pada manusia, jika oke maka akan mendapat “ethical clearance”.

Jika suatu uji akan menggunakan hewan uji, maka harus dipilih hewan uji yang sesuai dengan tujuan penelitian. Efek obat terhadap kontraksi trakea yang diinduksi histamin misalnya, biasanya menggunakan marmut sebagai hewan uji, bukan tikus, karena tikus tidak memiliki reseptor histamin pada trakeanya. Pokoknya antara tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian dengan rancangan dan metode penelitiannya harus match.

Yah… semacam itulah….. kira-kira.

3. Sumberdaya manusia yang tersedia

Dalam sebuah proyek penelitian yang agak besar, tentu tidak mungkin dikerjakan sendiri oleh satu orang. Untuk itu perlu ada anggota, dan anggota peneliti tentu harus yang memiliki kompetensi yang relevan dengan topik penelitian. Hal ini biasanya terlihat dalam biodata peneliti yang harus disertakan dalam proposal.

4. Usulan biaya

The last but not least adalah usulan biaya. Usulan biaya harus cukup masuk akal dan sepadan dengan volume penelitian dan hasil  yang diharapkan. Jika terlihat terlalu mengada-ada malah akan diragukan, dan sangat mungkin biaya yang disetujui jauh lebih kecil dari yang diusulkan. Item-item biaya perlu diuraikan sedikit rinci untuk lebih meyakinkan reviewer bahwa kita paham betul medan kerja yang akan kita kerjakan.

Nah, kawan…

Begitu kira-kira gambaran umumnya. Hehe…. sory, ya, kalau cuma begini saja. Yah, aku nggak bisa nulis terlalu rinci, nanti bisa panjang sekali kalau mau pake contoh-contoh. O,ya…. satu lagi, kadang kita diminta mempresentasikan proposal penelitian kita di hadapan reviewer seperti yang aku lakukan di Serpong kemarin. Yang penting adalah percaya diri saja dan bisa menjelaskan dengan meyakinkan apa yang akan kita kerjakan.

Sekali lagi, proposalku juga tidak selalu berhasil…. tapi jangan pernah lelah mencoba. Proposal yang gagal bisa jadi bahan proposal baru dengan perbaikan di sana-sini.

Begitulah…. sedikit berbagi. Semoga bermanfaat.





I’m still alive….

21 07 2009

Halo kawan,

 I’m still alive!!

Yah, paling tidak begitulah… aku perlu menyapa kawan-kawan pembaca blog-ku, bahwa setidaknya aku masih hidup hehe…. . Apa kabar kawan? Pasti banyak aneka peristiwa telah terjadi pada masa seminggu ke belakang ya…. Termasuk peristiwa bom Jakarta yang benar-benar membuat kita geram dan prihatin. Peristiwa itu menjadi penting karena kebetulan minggu lalu kami sedang memiliki tamu dari Belanda yang menjadi instruktur dalam Workshop on Molecular Toxicology yang diselenggarakan di fakultas. Tadinya aku sengaja tidak menceritakan dulu kabar tersebut (waktu itu beliau sudah memulai lecture-nya), eh… ternyata malah putranya di Belanda menelponnya langsung menanyakan tentang hal tersebut…. Walah….! Tapi untunglah beliau tidak terpengaruh, karena setelah ini beliau memang masih akan lama jalan-jalan di Indonesia.

 Selain itu, sebenarnya telah ada pula beberapa ide tulisan yang ingin kutuangkan… suerr,… tapi seperti biasanya… tanganku hanya dua, dan waktuku hanya 24 jam, itu pun harus kubagi dengan baik-baik. Aku ingin berbagi bagaimana pengalamanku menyusun proposal penelitian sehingga bisa mendapat beberapa grants, bagaimana pengalaman mengembangkan metoda pembelajaran, juga sedikit cuplikan dari hasil workshop.. Aku usahakan, ya,…walau nggak bisa janji cepat-cepat…..

Tapi tahukah kalian, ……. bahwa di balik hingar-bingar kesibukanku yang nampaknya tak pernah henti susul-menyusul, ada kegundahan hati yang sesekali menyusup. Yang hanya bisa diatasi dengan berserah diri dan memohon pada yang Empunya hidup. Beberapa hari lalu aku sempat merasa sedih dan rapuh… aku merasa kehilangan waktuku untuk anak-anak, terutama si bungsu yang masih perlu perhatian banyak. Yah…. beberapa hari yang lalu ada yang sedikit berbeda dari Dhika, anak kami ketiga (3,5 tahun). Mulai hari Rabu sore lalu, kuamati  mood-nya sedang tidak bagus. Entah kenapa, sejak sore kelihatan sedih banget, cuma mau tiduran di tempat tidur sambil sesekali menangis. Padahal biasanya dia ceria, sedang mulai cerewet walaupun kadang kata-katanya belum ada maknanya. Aku coba hibur dengan mainan kesukaannya, atau game di komputer yang dia suka, hanya bertahan sebentar, tersenyum sedikit, lalu lesu lagi. Kelihatan lesu dan kehilangan semangat bermainnya. Aku mencoba introspeksi… mungkinkah ia sedang minta perhatian ibunya? Astaghfirullohal’aziim..

Sekitar tiga harian ia berperilaku tak seperti biasanya. Tidak semangat, tidak berespon. Aku agak kuatir juga, karena Dhika adalah anak istimewa kami. Aku sudah pernah cerita dulu (pernah kutulis di blog ini juga), bahwa Dhika adalah cahaya mata dan cermin hidup kami. Dhika anak kami memang berkembang sedikit beda dengan kakak-kakaknya. Secara fisik ia paling ganteng, putih dan bongsor. Tapi perkembangan wicaranya masih jauh dari teman-teman seusianya. Itulah yang aku sedihkan ketika ia menjadi diam dan lesu, karena ia belum bisa menceritakan perasaannya… belum bisa menyampaikan keinginannya. Kalian bisa rasakan kan perasaanku sebagai ibunya melihat demikian? Antara sedih dan bingung karena tidak tau apa maunya.

Itu yang kadang membersitkan kegundahan di hati kami, walaupun kami menyadari, bahwa semua adalah kehendak Allah, sebagai peringatan bagi kami untuk memperbaiki diri sehingga semakin sujud kepadaNya. Yah, kupikir memang di dunia ini tidak ada yang sempurna. Mungkin memang sebaiknya tidak perlu terlalu sempurna, sehingga orang akan tergerak untuk merunduk padaNya. Dan memang benar, bahwa orang lebih mudah lalai ketika dihadapkan pada semua yang serba baik, menyenangkan, sempurna…  lupa pada Sang Pemberi dan merasa bahwa itu sudah semestinya. Astaghfiruulohal’adziim..

Dhika main di lingkaran

Dhika main di lingkaran

Tapi alhamdulillah,…. sejak hari Minggu kemarin Dhika sudah mulai pulih lagi. Sudah ceria dan mau main-main lagi, tertawa-tawa. Beberapa hari belakangan aku memang benar-benar tak mau kehilangan waktu untuk bermain-main dengannya. Sepulang kantor sore hari, aku berusaha untuk tidak membuka laptop atau apapun yang terkait dengan pekerjaan. Untung pula ada libur sedikit panjang….  walau masih harus menyelesaikan beberapa hal, aku berusaha untuk menemani Dhika sebanyak mungkin. Main kejar-kejaran, panjat-panjat di lingkaran, lempar dan tangkap bola, menemani nonton Dora dan Elmo…

Ah… tidak mudah memang menjadi ibu yang baik, yang selalu ada di saat dibutuhkan. Aku sedang berpikir untuk mengurangi beberapa aktivitasku ke depan… Hm… mudah-mudahan bisa dan dapat dimaklumi.      

Well, selamat datang minggu yang baru…. semoga semua berjalan lancar dan menyenangkan.  Siap presentasi hasil riset utk “research week” UGM hari Rabu besok, siap presentasi hasil riset dan proposal penelitian Ristek di Puspiptek Serpong hari Kamisnya, dan routine work lainnya, termasuk main-main dengan Dhika. Amien….

 Have a nice week!!





An excuse

11 07 2009

Dear kawan,

Aku sudah pasrah kalau blog-ku ini lama-lama ditinggalkan pembacanya…. habis mulai jarang di update….. Maap, maap….  Kalau alasannya sibuk, pasti orang pikir aku “sok” sibuk sekali… Hm, tapi suerr… dua minggu belakangan ini banyak deadline yang harus dikejar. Terpaksa blog-ku jadi anak tiri… Ada dua proposal penelitian besar dengan deadline yang berdekatan (tgl 6 dan 7 Juli)… yang satu malah hal yang sama sekali baru, jadi mesti baca-baca dan cari-cari sumber literaturnya dulu. Ceritanya lagi ada keinginan untuk memulai penelitian di bidang farmakogenetik/genomik, mumpung ada tawaran grant lumayan besar…. jadi dicoba saja. Syukur berhasil, kalau tidak ya nanti diperbaiki lagi. Kebetulan ada mitra luar negeri yang mau bekerja sama. Yang satunya adalah  penelitian lanjutan tahun kedua, tetapi proposal tahun kedua ini harus segera disubmit-kan minggu ini dan nantinya dipresentasikan di Serpong pada tg 21-23 nanti. Yang ini agak repot juga karena bermitra dengan sebuah perusahaan farmasi besar, jadi perlu kontak-kontak intensif. Hm… doakan saja bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat buat orang banyak. Amien. Penelitian lain yang sedang berjalan dan mesti dipikirkan pelaksanaannya adalah yang berkolaborasi dengan sensei (profesorku) di Jepang. Aku mesti kontak-kontak beliau untuk mengatur segala sesuatunya. Butuh waktu dan fokus pemikiran jugalah….

Tau tidak, kawan, …. kejelekanku itu adalah “hobby” bikin proposal penelitian hehe…. rasanya kayak ada tantangan tersendiri ketika mengejar deadline. Dan klimaksnya adalah ketika proposal diterima dan mendapatkan grant setelah berkompetisi dengan puluhan mungkin ratusan proposal lainnya. Rasanya puas banget.  Tapi setelah itu ya mumet sendiri hehe….. bagaimana melaksanakan beberapa penelitian dalam waktu hampir bersamaan. 

Apakah proposal penelitianku selalu bisa tembus mendapatkan grant? Tentu saja tidak…….  Pernah dalam setahun aku apply 5 proposal penelitian yang berbeda dari sumber dana yang berbeda, tapi yang nyantol cuma dua. Tapi taukah kalian caranya untuk TIDAK PERNAH GAGAL?  Caranya adalah dengan TIDAK pernah MENCOBA, maka kamu tidak pernah gagal. Tapi…. kamu juga tidak pernah berhasil hehe…  Jadi kalau mencoba dan gagal, itu wajar. Kalau kita rajin dan tidak patah semangat mencoba, masak iya sih Allah tega membiarkan kita gagal terus…. pasti satu dua usaha kita akan berhasil. Tentunya harus diiringi permohonan kepadaNya untuk diberikan hasil terbaik. Begitulah prinsipku.

Deadline ketiga adalah proposal IMHERE UGM tgl 7 Juli. Aku sebenarnya take a small part saja dalam keseluruhan proposal, membuat beberapa TOR, tapi yah perlu dipikirkan juga, karena bermain dengan duit dalam jumlah tidak main-main.

Deadline keempat adalah laporan hibah pengajaran STAR dari UGM. Ceritanya aku mendapatkan grant untuk metode pengajaran yang disebut STAR (Student-Teacher Aesthetic Role Sharing). Itu semacam inovasi metode pembelajaran yang meningkatkan pembagian peran yang serasi antara dosen dengan mahasiswa. Aku berinovasi dengan membuat milis untuk semua peserta kuliah dan diskusi online, sehingga mahasiswa bisa berdiskusi dengan dosen atau teman tanpa dibatasi dinding kelas atau waktu. Besok Senin tgl 13-14 Juli ini ini akan dilokakaryakan dan dipresentasikan hasilnya. Jadi minggu ini mesti ngebut bikin laporannya.

Urusan “kecil-kecil” lainnya adalah koreksi ujian-ujian, menguji skripsi dan thesis, dll, yang juga butuh waktu sendiri untuk membaca,  dll. O,ya.. minggu lalu juga diwarnai dengan sedikit kenaikan adrenalin, gara-gara anakku yang sulung berkompetisi mencari SMP. Penerimaan SMP Negeri di Yogya memakai sistem real time online (RTO). Sebenarnya nilainya UAN-nya lumayan sih, tapi sayangnya kami berdomisili di Kabupaten Sleman, walaupun secara fisik ya sudah termasuk Yogya, sehingga dianggap calon siswa dari luar kota. Berdasarkan peraturan Walikota, quota untuk siswa luar kota adalah 20% dari total siswa yang diterima. Jadilah persaingan sangat ketat karena quotanya kecil. Namun alhamdulillah, Afan masih bisa diterima di SMP Negeri 1. Jadilah hari ini tadi pagi aku mengantar dia untuk pengarahan menjelang MOS (masa orientasi siswa) besok Senin. Afan dan teman-temannya dikumpulkan di Aula sekolah, diberi pengarahan oleh Waka Kesiswaan, lalu dilanjutkan acara dengan kakak-kakak kelasnya para aktivis OSIS.

Melihatnya, melayangkan ingatanku pada puluhan tahun lalu ketika aku masih jadi aktivis OSIS di SMP. Malah jadi Ketua OSIS lho… hehe. Masa-masa yang menyenangkan. Masa cinta monyet pula, hehe…… Tapi sebagai orangtua, aku tentu tidak bisa lagi menyamakan keadaan sekarang dengan jaman aku sekolah dulu. Dulu aku aktif di pramuka (sampai tingkat nasional), baris-berbaris (jadi komandannya), jadi pelajar teladan, dll. Aku tidak bisa memaksakan anak-anakku harus seperti aku dulu. Maklum, keadaannya sudah jauuh… berbeda. Dulu belum banyak game, internet, belum banyak aneka hiburan. Lha anakku itu modelnya santaai banget…. hobby-nya main. Waktu pilih SMP, pilihan pertamanya adalah SMPN 8. Alasannya? Dekat KFC… jadi kalau pulang sekolah bisa makan dulu di KFC… walah…. Ketika kutanya mengapa tidak pilih SMPN 5 yang paling ngetop di Yogya, … hm..katanya tidak dekat dengan apa-apa yang menarik. Ya sudah……

Wah, sory… aku cerita ngalor ngidul…

Disela-sela itu, hari-hari belakangan ini aku masih harus mengorganisir workshop yang akan diselenggarakan sebentar lagi tentang Molecular Toxicology, tgl 16-18 Juli 2009. Pembicara/instrukturnya dari Belanda, yaitu Prof Nico Vermeulen. Ayo pada ikutan….. aku kasih diskon gede-gedean lho! Selain itu, aktivitas di Fakultas lagi lumayan tinggi karena kami mendapatkan pendanaan dari DIPA untuk menuju World Class Research University di mana aku menjadi Ketua Task Force-nya. Jadi banyak workshop-workshop atau seminar-seminar untuk peningkatan fakultas menuju level internasional. Belum lagi aktivitas pengembangan kurikulum untuk S1 internasional, profesi, dan S2, di mana aku terlibat dalam ketiga kegiatan tersebut. Jadi deh.. waktuku habis juga dari rapat ke rapat…..

Hehe… sory nih, aku sengaja cerita panjang begini untuk “excuse” atas terbengkalainya blog-ku ini (termasuk permintaan mengajar di luar kota yang belum sempat aku penuhi, maaf). Tentu tidak karena kesengajaan. Bagaimanapun blog-ku ini sudah mengantarku bertemu kawan-kawan dari berbagai penjuru dunia. Salah satunya adalah dengan Mbak Hartati Nurwijaya yang berdomisili di Yunani, sampai kami bisa nulis buku bareng tentang Bahaya Alkohol . Alhamdulillah, sudah ada penerbit besar yang menerima naskah buku kami untuk diterbitkan dalam waktu tak lama lagi (Insya Allah, mudah-mudahan tidak batal). Wah, salut deh sama Mbak Tati. Beliau nih penulis beneran yang juga sangat proaktif untuk memasarkan bukunya. Aku harus belajar banyak dari beliau. Launching buku kami pun sudah direncanakannya menjadi sebuah roadshow dan Kampanye Bahaya Alkohol di beberapa kota besar di Indonesia. Insya Allah, mudah-mudahan semua lancar. Amien. Lha..aku tuh kalau nulis buku ya sudah, urusan pemasarannya dipasrahkan saja ke penerbitnya. Dasar gak punya bakat bisnis hehe….

Hm.. sudah dulu ya,… Maap, kali ini tulisan ngalor ngidul saja…. mudah-mudahan maklum.

Please forgive me….