Babi mirip manusia? (maap)

2 06 2010

Dear teman,

perbandingan genome manusia dan babi

Wah, lama sekali aku ngga sempat menulisi blog tercintaku ini….. pasti banyak pembaca setia sudah menanti (ceile….. ge-er mode on). Maap deh, dua minggu ke belakang banyak sekali urusan yang membutuhkan perhatian dan waktu. Tak sampai seminggu setelah pulang dari Jakarta sehabis siaran di Metro TV, mendadak ada undangan untuk presentasi proposal penelitian di Jakarta untuk salah satu proposal yang kuajukan ke DIKTI. Tentu aku harus menyiapkan segala sesuatunya, bikin power point, dll, dll. Jadi hari Senin-selasa (24-25 Juni) aku jalan lagi ke Jakarta…  

Balik ke Yogya, tumpukan draft thesis dan skripsi sudah menunggu direview. Belum lagi memberi kuliah pengganti dan menguji thesis. Masih pula siaran radio di hari Kamisnya. Dan yang terberat adalah menyiapkan bahan mengisi Pengajian Muhammadiyah di Purwokerto pada hari Minggunya. Whatz?!! Pengajian?….. hmm… believe or not deh, … aku diminta mengisi Pengajian di Forum pengajian bulanan Muhammadiyah di kota kelahiranku, Purwokerto. Walaupun merasa tidak kompeten, aku sulit untuk menolaknya, karena yang meminta adalah Ketua Cabang Muhammadiyah Kabupaten, Bp. Drs. H. A. Kifni, yang kebetulan terbilang guru ngajiku ketika masa SMA dulu, ketika aku beraktivitas sebagai remaja masjid An Nuur Tanjung. Tapi untungnya, materi yang diminta masih terkait dengan ilmu yang lumayan aku kuasai, yaitu tentang farmasi, yaitu bagaimana obat dan kesehatan dalam pandangan sains dan Islam. Hm…..  lumayan menyita waktu untuk menyiapkan bahannya. Maklum, ilmu agamaku dari dulu ngga nambah-nambah…. jadi mesti hunting lagi ayat-ayat Qur’an dan hadist yang relevan. Tulisan kali ini sekedar catatanku tentang kesan dan pengalaman tentang event tersebut…. yang buatku cukup unik dan menarik, dan maap kalo agak kontroversial…..

Dilarang berobat dengan yang haram

Di awal kajian, aku menyampaikan bahwa setiap orang pengen sehat. Tapi kalau sudah terlanjur sakit bagaimana? Salah satu pengatasannya tentu dengan berobat. Tentang obat…. obat bisa berasal dari berbagai sumber, antara lain tanaman, hewan, mineral, sintesis, hasil rekayasa teknologi, dll. Nah masalahnya sekarang….. dalam Islam ada larangan untuk berobat dengan yang haram. Untuk hal ini, Rasulullah saw pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat serta telah menciptakan untuk kalian setiap penyakit obatnya, maka berobatlah kalian dan jangan berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud). Juga disebutkan bahwa “Sesungguhnya Allah tidak menciptakan kesembuhan kalian pada sesuatu yang Dia haramkan atas kalian.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari). Jadi, dengan banyaknya obat yang ditawarkan, seorang Muslim mesti jeli untuk tidak menggunakan obat-obat yang berasal atau mengandung zat-zat yang haram

Apa saja yang haram?

Aku menyebut sedikit saja contoh zat-zat yang diharamkan yang disebut dalam Qur’an, yaitu : alkohol (khamr), babi, darah, dan bangkai. Tentang ini bisa dilihat pada ayat al Quran : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS Al Baqoroh: 219). Juga pada ayat yang lain disebutkan : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS An Nahl 115)

Tentang rokok aku singgung sedikit, karena Muhammadiyah belum lama ini mengeluarkan fatwa haramnya rokok. Nah, aku diminta untuk menjelaskan secara saintifik, mengapa zat-zat tersebut haram. Kira-kira seperti apa penjelasannya, sehingga ummat tidak hanya tau bahwa hukumnya haram, tetapi juga tau kira-kira mengapa. Diharapkan dengan adanya penjelasan secara saintifik, akan menambah keyakinan akan haramnya zat-zat yang memang dinyatakan haram tersebut.

Seperti apa penjelasan saintifiknya?

Sebelum bicara kajian saintifik, aku sampaikan dulu bahwa kita meyakini bahwa semestinya tidak ada dikotomi antara sains dan agama, dalam hal ini Islam. Agama (Islam) adalah petunjuk mengungkap fenomena alam melalui sains. Sains memang diawali dengan tidak percaya/skeptis, sementara agama diawali dengan percaya/iman. Tapi kita meyakini bahwa tidak ada yang salah dalam Alquran, hanya saja…, kadang akal manusia terbatas, sehingga belum bisa mengungkap rahasia Allah melalui ajaran agama tersebut. (Hm… sebenernya sih itu adalah alasanku sendiri, karena nyatanya pengetahuanku memang belum cukup untuk mengungkap semua hal tersebut.)

Ketika menjelaskan manfaat dan mudharat alkohol, aku cukup fasih dan punya banyak bahan. Tentang bahaya alkohol sudah sering aku kupas di berbagai kesempatan. Aku sampaikan bahwa memang benar, pada jumlah tertentu dan bentuk tertentu, alkohol bermanfaat. Ia merupakan pelarut yang baik untuk banyak jenis obat, ia juga penyari yang baik bagi zat-zat dari dalam tanaman. Ia juga punya efek antiseptik (untuk pemakaian luar). Tetapi bahayanya memang  lebih besar daripada manfaatnya. Pada kesempatan itu aku menyarankan pada jamaah untuk  jeli jika memilih obat dalam bentuk sirup yang kadang mengandung etanol/alkohol sebagai pelarut. Walaupun mungkin tidak sampai memberikan efek memabukkan, tetapi untuk prinsip kehati-hatian lebih baik dihindarkan, kecuali jika memang tidak ada pilihan yang lain. Silakan tanyakan kepada apoteker untuk meminta sirup yang bebas alkohol.

Juga tentang rokok yang lebih banyak merugikan daripada bermanfaat, rasanya tidak terlalu sulit karena banyak informasinya. Korelasi paparan rokok dengan kejadian kanker paru dan penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) mudah dijumpai di mana-mana. Bangkai dan darah juga demikian, relatif tidak kesulitan. Tetapi terus terang aku agak kesulitan untuk memaparkan alasan saintifik mengapa babi diharamkan. Selama ini sebagian besar dari kita (yang Muslim) secara patuh dan yakin menghindari makan apapun yang berunsur babi. Termasuk ketika aku sempat hidup di Jepang beberapa tahun, kami sangat hati-hati membaca huruf kanji yang tertera dalam bungkus makanan untuk memastikan apakah ada unsur “butaniku” alias babi apa tidak, tanpa pernah mikir mengapa kita mesti menghindari makan babi. Nah, ketika aku harus memaparkan kajian tentang haramnya babi, barulah kepikiran…. dan ternyata aku belum menemukan jawaban yang pasti. Dulu waktu SD atau SMP, sering kita diberi tahu oleh guru agama bahwa babi mengandung cacing pita. Yah, tetapi sebenarnya dengan tingkat sanitasi dan hiegine yang lebih baik, apalagi di negara-negara maju pemakan babi, cacing pita bukan lagi hal yang menjadi masalah. Jarang sekali dilaporkan kasus cacing pita di Jepang misalnya, walaupun mereka adalah bangsa pemakan babi juga. So what gitu loh?!!

Babi mirip manusia?

Ketika mencoba searching tentang babi, aku justru menemukan informasi yang cukup “mengejutkan” (walau sebenernya tidak terlalu baru), yaitu bahwa pemetaan genome babi sekarang sudah selesai, dan ternyata….secara genetik babi itu mirip dengan manusia. Beritanya begini: A University of Illinois side-by-side comparison of the human and pig genomes has revealed remarkable similarities. “We took the human genome, cut it into 173 puzzle pieces and rearranged it to make a pig,” explains animal geneticist Lawrence Schook. “Everything matches up perfectly. The pig is genetically very close to humans.” (bisa dichek di sini). Dengan demikian, babi merupakan model hewan uji yang paling mendekati manusia untuk mempelajari penyakit genetik manusia.

Sebetulnya sih itu tidak terlalu mengherankan mengingat bahwa dulu insulin (obat untuk Diabetes) dibuat dari atau diperoleh dari babi atau sapi. Dan insulin babi lebih mirip dengan insulin manusia ketimbang insulin sapi. Perbedaan insulin babi dengan manusia hanya satu asam amino, sedangkan perbedaan insulin sapi dengan manusia tiga asam amino. (Namun jangan kuatir, insulin saat ini lebih banyak dibuat dari hasil rekayasa bioteknologi, bukan lagi berasal dari babi).

 Jadi, aku sampai saat ini belum bisa menjelaskan mengenai mengapa Allah mengharamkan babi, walau tetap meyakininya. Ada yang bilang bahwa nanti itu akan mempengaruhi sifat manusia sehingga nanti jadi akan mirip babi yang suka hidup di tempat kotor. Terus terang aku masih belum bisa menjelaskan hubungannya secara lebih pasti, karena jika kita suka makan ayam atau sapi, apakah nanti sifat kita juga akan mirip ayam atau sapi, tentu tidak demikian bukan? Mohon maap jika tulisan ini sedikit “kontroversial”, tetapi itulah keterbatasanku. Dan aku membuka lebar-lebar diskusi tentang ini jika ada yang bisa memberi pencerahan pada kita semua, sehingga akan menambah keimanan kita kepada ayat-ayat Allah.

Hakikat sakit

Akhirnya aku menutup kajian dengan sedikit memaparkan hakikat sakit, bahwa sakit bisa jadi merupakan peringatan atau ujian bagi manusia, untuk ingat kepada kesalahannya dan karenanya akan berusaha kembali sujud kepadaNya. Obat atau dokter hanyalah sekedar sarana, karena kesembuhan berasal dari Sang Pencipta jika Dia mengijinkannya. Untuk itu harus selalu mohon ampun dan keridhoanNya, agar selalu diberi kesehatan dan kesembuhan dari penyakit (jika ada).

Begitulah sedikit cerita kecilku yang ngalor ngidul tentang pengalamanku dua minggu ke belakang. Terus terang mengisi materi kajian di forum ini cukup bikin grogi karena menghadapi audiens yang sangat heterogen dalam tingkat maupun latar belakang pendidikannya, sehingga perlu pemilihan kata-kata yang pas agar bisa dimengerti oleh semua. Audiens yang cukup membludak memenuhi semua tempat di ruangan karena katanya yang mengisi pengajian adalah seorang profesor dari Jogja, membuat jadi tambah beban mental hehe….. takut tidak sesuai ekspektasinya. Alhamdulillah, everything was running well.

Hari Minggu siang aku meninggalkan Purwokerto menuju ke Yogya kembali. Purwokerto kota kelahiranku sudah banyak berubah, banyak bangunan-bangunan baru bermunculan. Tapi ada yang masih sama dan selalu kucari kalau pulang kampung, yaitu tempe mendoan dan dage….. hm… mau mencoba??