My busy week

17 05 2009

Dear kawan,

Week end datang lagi…. waktu berjalan begitu cepat… Seminggu terakhir ini lumayan padat acara. Baik urusan rumah atau pekerjaan. Si sulung Afan menjalani UAN (Ujian Akhir Nasional) SD-nya pada tanggal 11-13 Mei kemaren.. Alhamdulillah… pokoknya sudah lewat deh. Anaknya sih tenang-tenang saja, ortunya yang agak stress…. Doakan saja mudah-mudahan nilainya bagus dan nanti bisa masuk SMP yang baik pula. Amien.

Hanisa, 6 tahun, anakku yang kedua, lagi pengen punya kucing. Beberapa waktu lalu di rumah ada kucing liar yang datang entah dari mana, ia senang sekali. Kucingnya pun betah di rumah. Diberinya nama Bingki. Entah dari mana ide namanya itu. Tapi lama-lama kucingnya nakal, suka naik meja makan, tiduran di mushola rumah bawa ekor kadal, dll. Uh… sebel juga. Akhirnya diputuskan untuk membuang kucing itu ke pinggir jalan agak jauh dari rumah. Hani pun menangis bombay kehilangan kucingnya….. minta dibelikan kucing baru. Akhirnya aku kasihan juga melihatnya. Tapi untuk membelikan kucing betulan yang bagus… aduuh, mikir-mikir juga. Disamping mahal, ia sendiri pasti belum mengurus dengan benar-benar… jadilah untuk latihan aku carikan kucing kampung saja. Yang penting bersih dan lucu. Thanks for kemajuan teknologi informasi jaman kini….. lewat pengumuman di Face book akhirnya Hani dapat kucing dari seorang yang berbaik hati menghibahkan kucingnya (Thanks for Mutiara)… Hm.. ia sekarang sedang asyik dengan kucingnya,…. tapi biaya piara kucing lumayan besar ya hehe……. Minta dibelikan kandang, pasir khusus, tempat makan dan minumnya, makanan khusus kucing, dll……wuaduh..!!

Dhika mulai suka menyanyi. Alhamdulillah…. memang belum jelas benar lafalnya, tapi itu bagiku sudah kemajuan yang sangat membesarkan hati…. Lagu kesukaannya adalah Kupu-kupu yang lucu dan Si kancil anak nakal. Dhika sudah enjoy di Play Groupnya. Selain sekolah, ia juga menjalani terapi edukasi, terapi wicara, dan okupasi, masing-masing sekali seminggu. Doakan saja Dhika tambah banyak kemampuannya dan dapat mengejar ketertinggalannya dibanding teman-teman seusianya. Amien.
Bapaknya? Minggu ini bapaknya juga disibukkan dengan Pelatihan Audit Mutu Akademik Internal (AMAI) UGM. Artinya? Aku mesti siap-siap jadi tukang ojek, menggantikannya menjemput anak-anak sekolah…

Pelatihan Farmasi Klinik UGM
Di pertengahan minggu aku lumayan sibuk dengan Pelatihan Farmasi Klinik. Alhamdulillah, Pelatihan Farmasi Klinik UGM yang diselenggarakan oleh Magister Farmasi Klinik gelombang kedua berjalan lancar dengan peserta dari berbagai penjuru tanah air. Aku kebagian tugas memberikan materi tentang Farmakoterapi Artritis dan Nyeri. Topik epilepsi, nyeri dan artritis cukup menarik karena banyak dijumpai di masyarakat. Kelihatannya urusan nyeri itu sepele dan hanya pakai obat pereda nyeri saja (analgesik),…. tapi memilih analgesik itu ternyata tidak boleh sembarangan. Salah satu peserta dari Bangka Belitung bertanya tentang kasus pasiennya yang mengalami nyeri artritis (nyeri sendi). Kebetulan pasiennya alergi terhadap parasetamol, padahal ia juga punya gangguan lambung sehingga tidak tahan dengan analgesik golongan NSAID. Ndilalahnya, pasien juga tidak tahan menggunakan obat lambung cimetidin. Lalu apa pilihannya? Waduh…. repot juga kan? Untuk hal ini nanti akan aku postingkan tersendiri setelah ini.

Terusterang sebenarnya aku agak grogi juga bicara di hadapan teman-teman praktisi apoteker di lapangan, yang mereka jelas lebih punya pengalaman lapangan. Sedangkan pengalamanku cuma berkutat dengan buku-buku dan komputer. Tapi, dalang kan ora kurang lakon… hehe…….. Aku sampaikan bahwa Pelatihan ini merupakan media yang sangat baik untuk berbagi antara akademisi dan praktisi di lapangan…. Aku bisa membantu “membacakan” perkembangan evidence-based medicine terkini, sebaliknya aku juga bisa dapat cerita teman-teman sejawat tentang kasus yang ada di lapangan… demikianlah, memang kenyataannya.

Oya, special thanks buat sejawatku Drs. Budi Raharjo, SPFRS, Apt, dari RS Margono Sukarjo Purwokerto yang juga menjadi pembicara di Pelatihan ini. Pak Budi ini teman satu angkatanku saat kuliah dulu. Kami bahkan mengerjakan skripsi bersama karena di bawah satu dosen pembimbing. Beliau termasuk salah satu farmasi klinik/RS yang penuh dedikasi dan semangat tinggi untuk menjalankan pelayanan kefarmasian. Sebenarnya kalau semua sejawat bisa menjalankan apapun pekerjaan, termasuk pekerjaan kefarmasian, dengan tulus, ikhlas, penuh dedikasi, pantang menyerah, dan lillahi ta’ala….. Insya Allah farmasis bisa menjadi profesi yang bermanfaat dan “rahmatan lil alamiin”….. bermanfaat bagi semua umat di muka bumi… karena siapa sih orang di muka bumi ini yang belum pernah berurusan dengan obat?

Penelitian Hibah Kolaborasi Internasional
Mungkin akan kurang jika tidak kusebutkan pula. Ditengah-tengah minggu, tepatnya hari kamis pagi, aku harus presentasi proposal Penelitian Kolaborasi Internasional. Apaan tuh? Berbahagialah mestinya para dosen dan peneliti di UGM, tahun ini banyak guyuran dana penelitian dari beberapa sumber. Tapi tentunya harus diperebutkan secara kompetitif. Alhamdulillah, proposal penelitian kami yang diajukan untuk Hibah Kolaborasi Internasional lolos seleksi awal dan diundang presentasi. Penelitian jenis ini harus punya mitra kolaborasi dengan pihak internasional. Untuk itu kami pilih Jepang dengan Ehime University di mana aku (dan Pak Agung, anggota tim riset ini) belajar untuk S3(Thank you, Sensei, for our collaboration). Topik yang akan diteliti kali ini adalah mekanisme molekuler marmin (suatu senyawa aktif yang diisolasi dari buah Maja) sebagai agen anti alergi. Mudah-mudahan saja lolos dan dapat dana…. sehingga bisa visit ke Ehime lagi barang 1-2 minggu…. hehe…

Seminar ISFI di Cilacap
Minggu kedua bulan Mei ini aku tutup dengan perjalanan ke Cilacap. Cilacap, I’m coming ! Pergi ke Cilacap serasa balik ke rumah saja, karena perjalanannya sama seperti kalau aku balik kampung di Purwokerto. Bedanya sampai di Buntu bablas ke barat, sedangkan jika ke Purwokerto belok ke utara.
Kali ini aku diundang sebagai pembicara di Seminar ISFI yang diselenggarakan PC ISFI Cilacap, dan topik yang diangkat adalah “Peranan Farmasis sebagai Care Giver pada Gangguan Saluran Cerna Atas dan Bawah”. Bravo deh, teman-teman Cilacap, seminarnya sukses besar dari segi peserta, sekitar 200-an dan itupun pakai nolak-nolak peserta karena kapasitas tempat terbatas. Pesertanya juga tidak cuma farmasis, tetapi juga perawat dan bidan. Dokter ada juga, tapi sedikit. Katanya memang masih jarang ada seminar semacam itu, jadi antusiasmenya sangat besar. Servis panitia juga oke. Pembicara disediain mobil plus sopirnya untuk pulang pergi Jogja-Cilacap. Selain aku, materi tentang gangguan saluran cerna atas dan bawah juga dibahas dari sisi fisiologinya (diberikan oleh dokter), dan sisi penatalaksanaan gizi (disampaikan oleh ahli gizi). Aku tentu kebagian membahas farmakoterapinya menggunakan obat. Farmakoterapi yang kubahas adalah untuk penyakit pencernaan seperti tukak peptik, diare/konstipasi, tifoid, dan hemoroid.

Seminar berjalan baik dengan antusiasme besar dari para peserta, dengan banyaknya pertanyaan yang masuk saat forum diskusi. Seperti biasa, aku agak grogi juga melihat peserta yang cukup melimpah. Tapi seperti biasa pula, aku biarkan diriku mengalir saja mengikuti acara… aku anggap seperti memberi kuliah pada mahasiswa sendiri hehe……
Acara berakhir pukul 16 sore, dan aku pun segera pulang menyusuri jalan menuju Jogja dengan rasa puas telah menjalankan satu tugas, yang mudah-mudahan bermanfaat. Hari Sabtu depan Insya Allah gantian akan menuju Solo untuk mengisi Seminar Nasional yang diselenggarakan Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta (USBS), dengan kajian tentang Rematik : segala permasalahan dan terapinya.
Sampai di rumah menjelang jam 21, alhamdulillah. Setelah bersih-bersih dan bercengkerama sebentar, langsung saja kusantap sajian kepiting dan udang oleh-oleh dari Cilacap… Hmm… nyam-nyam……