Bahasa Inggrisku sebenernya pas-pasan saja, tapi di Jepang aku jadi kelihatan jago, karena orang Jepang tidak terlalu fasih berbahasa Inggris. Aku malah sering jadi tempat bertanya tentang bahasa Inggris oleh mahasiswa Jepang S1 yang lagi magang di lab. Bagaimana tidak, tiap hari aku mesti ngomong dengan bahasa Inggris karena bahasa Jepangku belum lancar, dan mau ngomong Jowo nanti gak ada yang mudheng….. hehe. Dan pronounciation mereka dalam berbahasa Inggris agak payah…
Memang sih ada satu-dua yang pronounciation-nya bagus, tapi yang banyak adalah yang agak aneh di telinga. Makanya bersyukurlah orang Jawa yang lidahnya fleksibel, karena kosa-katanya sangat kaya, mulai huruf hidup yang lengkap : A, I, U, E, O, dan E’ (seperti pada emas), dan huruf mati yang sangat variatif. Ada “to”, tho”, “do”, “dho”, dll. Orang jepang tidak mengenal huruf L dan F/V pada kosa katanya, sehingga mereka agak kesulitan melafalkan “L” atau “V/F”. Aku pernah sangat bingung sekali ketika awal aku di lab, Sensei (profesorku) menjelaskan tentang penggunaan suatu alat dan ia sesekali menyebut istilah yang kudengar seperti “barius”. Dahiku cukup berkerut mencari arti “barius”….. yang kemudian setelah agak lama aku baru sadar, maksudnya ternyata “ values”…. Walah! Dan contohnya masih banyak lagi ..
Orang Jepang juga suka menyerap kata bahasa Inggris untuk dijadikan kotakasa Jepang, tetapi uniknya mereka suka memotong kata-kata tersebut. Department store mereka sebut “depato”. Supermarket menjadi “supa”. Air conditioner (AC) menjadi “eakong”. Convenient store jadi “kombini”. Aneh-aneh aja.
Satu pengalaman menarik adalah ketika suatu kali seorang mahasiswa Jepang kenalanku bertanya dengan lafal yang kudengar seperti ini, “ Ikawati-san, what is the meaning of “erection” ?” What??! Aku agak terperangah, tapi aku coba untuk memastikan apa yang ingin dia ketahui. “ Let’s give me an example when the word is used!” kataku. Dia bilang “ For example …. “presidential (dia lafalkan “presidenciaru”) erection” Walah, walah…… ternyata maunya adalah “election” yang berarti pemilihan, tapi karena dia tidak bisa pronounce “L”, jadinya “erection”. Lhah, itu kan artinya beda sekali ??……
gubrak…tak kira bu zullies meh cerita saru e
hahaha lucu juga’ cerita mu ,, aqu jd ketawa sendiri baca nya ,, 😀
gmana si cara yg mudah kenegeri sakura saya pingin bgt ke sana apa aja saya lakukan tuk pergi kesana
hahahahaha… baru baca ini. wah2 bersyukur aku jadi orang jawa 🙂